Hey.. Finally aku publish master dari Back to Children Classic's Literature! :D
Mana tepuk tangannya? #lho :D
Sejak kecil saya sudah diperkenalkan budaya baca oleh bapak. Berbeda dengan ibu yang selalu mengajak saya membeli pakaian dan boneka, bapak lebih senang mengajak saya ke toko buku, baik bekas, baru dan bahkan langsung ke distributor. Sehingga saya lebih senang melihat dan membeli buku ketimbang pakaian.
Rasa senang membaca tumbuh hingga saat ini, maka dari itu saya pun bersyukur. Namun sayangnya, bapak saya bukanlah jenis pembaca fiksi. Ia jarang memiliki buku-buku cerita dalam rak-raknya. Kalaupun memang ada, hanya kisah-kisah nabi dan para sahabatnya saja yang menjadi bacaan fiksi saya. Sementara saya ketika kecil adalah anak yang penuh imajinasi dan sangat haus cerita petualangan. Sayangnya sekali lagi, dengan kondisi yang kurang memadai saya tidak bisa membaca buku-buku cerita klasik yang memang bagus dan popular. Saya hanya menekuri majalah-majalah yang bertopik perang, agama dan politik. Bayangkan saja seorang anak umur 10 tahun sudah tahu bagaimana tetek bengek kasus Talang Sari di Lampung juga kasus Tanjung Priok yang terjadi pada tkisaran tahun 84-85. Well...
Maka saya pun bersyukur bertemu dengan teman-teman yang merupakan pecinta (bahkan maniak) buku. Dan dari merekalah saya memulai dari awal untuk membaca cerita-cerita klasik anak yang ternyata memang sangat menyenangkan. Ah, andai sejak dulu saya membacanya.....
Dan dalam rangka read along LM Alcott pada Juni - July 2013, akhirnya aku ikutan ngebut baca (dan baca ulang) 4 buku sbb;
1. Little Women by Louisa May Alcott
2. Good Wives by Louisa May Alcott
3. Little Men by Louisa May Alcott
4. Dear Enemy by Jean Webster
dan juga satu artikel mengenai bacaan anak paling berkesan menurut saya dengan judul sbb:
5. Charlotte's Web: Unforgettable.
Well, begitu saja bacaan read-a-long yang berhasil saya selesaikan. Terima kasih :)
Mana tepuk tangannya? #lho :D
Sejak kecil saya sudah diperkenalkan budaya baca oleh bapak. Berbeda dengan ibu yang selalu mengajak saya membeli pakaian dan boneka, bapak lebih senang mengajak saya ke toko buku, baik bekas, baru dan bahkan langsung ke distributor. Sehingga saya lebih senang melihat dan membeli buku ketimbang pakaian.
Rasa senang membaca tumbuh hingga saat ini, maka dari itu saya pun bersyukur. Namun sayangnya, bapak saya bukanlah jenis pembaca fiksi. Ia jarang memiliki buku-buku cerita dalam rak-raknya. Kalaupun memang ada, hanya kisah-kisah nabi dan para sahabatnya saja yang menjadi bacaan fiksi saya. Sementara saya ketika kecil adalah anak yang penuh imajinasi dan sangat haus cerita petualangan. Sayangnya sekali lagi, dengan kondisi yang kurang memadai saya tidak bisa membaca buku-buku cerita klasik yang memang bagus dan popular. Saya hanya menekuri majalah-majalah yang bertopik perang, agama dan politik. Bayangkan saja seorang anak umur 10 tahun sudah tahu bagaimana tetek bengek kasus Talang Sari di Lampung juga kasus Tanjung Priok yang terjadi pada tkisaran tahun 84-85. Well...
Maka saya pun bersyukur bertemu dengan teman-teman yang merupakan pecinta (bahkan maniak) buku. Dan dari merekalah saya memulai dari awal untuk membaca cerita-cerita klasik anak yang ternyata memang sangat menyenangkan. Ah, andai sejak dulu saya membacanya.....
Dan dalam rangka read along LM Alcott pada Juni - July 2013, akhirnya aku ikutan ngebut baca (dan baca ulang) 4 buku sbb;
1. Little Women by Louisa May Alcott
2. Good Wives by Louisa May Alcott
3. Little Men by Louisa May Alcott
4. Dear Enemy by Jean Webster
dan juga satu artikel mengenai bacaan anak paling berkesan menurut saya dengan judul sbb:
5. Charlotte's Web: Unforgettable.
Well, begitu saja bacaan read-a-long yang berhasil saya selesaikan. Terima kasih :)
Membaca apa pun jenisnya selama bisa menambah wacana pengetahuan tetap memberikan masukan positif Dila, apakah itu fiksi atau non-fiksi, semuanya tergantung selera masing-masing...yang penting sama-sama 'bergizi tinggi' (^_^) Thanks sdh meramaikan event ini.
ReplyDelete