Judul: The Sun Also Rises
Pengarang: Ernest Hemingway (Pemenang Nobel Kesusastraan 1954)
Edisi: Bahasa Inggris
Tebal: 254 halaman
Bercerita tentang Jacob (Jake) Barnes, seorang wartawan yang menderita impoten akibat terluka pada Perang Dunia I. Jake yang juga sebagai narator dalam novel ini diketahui berasal dari Kansas dan sedang berada di Paris. Disana ia bertemu dengan Lady Brett Ashley, wanita yang dikenal suka bersenang-senang dan mempermainkan banyak pria, dan jatuh cinta dengannya. Brett pun membalas cinta Jake. Namun akhirnya ia pun tahu kelemahan Jake dan segera mengakhiri hubungan mereka dan menikah dengan pria lain.
Suatu waktu, Jake bersama teman-temannya pergi ke Spanyol untuk menghadiri karnaval dan pertunjukkan matador atas undangan dari Brett. Disana Jake mengagumi dan mencoba memaknai permainan matador dimana manusia harus bertarung melawan banteng buas. Ia sempat melihat ada salah satu matador yang tewas akibat tandukan dari banteng yang paling buas. Namun lagi-lagi Brett membuat kehebongan dengan merayu seorang matador muda Pedro Romero. Cohn, teman Jake, marah karena itu dan memukul Romero dan Jake sehingga mengakibatkan kericuhan. Brett pun melarikan diri dengan Romero. Sementara, Jake mengungsikan diri ke sebuah rumah di tepi pantai. Suatu saat, sebuah telegram tiba untuknya, dari Brett. Telegram itu berisikan permohonan Brett agar Jake kembali ke Madrid untuk menolong dirinya. Brett bercerita jika ia sudah mengakiri hubungannya dengan Romero karena ia tak ingin menyakiti hati pemuda itu.
Akhir cerita ini seperti mengambang. Brett malah mengajak Jake berkeliling dengan taxi dan memunculkan gagasan agar mereka berdua bersenang-senang. Namun Jake beranggapan bahwa gagasan dari Brett itu harus dipikirkan kembali. Hmm, sepertinya Hemingway menggambarkan tahun 20-an (lewat para tokohnya) dengan moral bankruptcy dan cinta yang tidak nyata.
Kilas Profil Ernest Hemingway:
Ernest Miller Hemingway (lahir 21 Juli 1899 – meninggal 2 Juli 1961 pada umur 61 tahun) adalah seorang novelis, pengarang cerita pendek, dan jurnalis Amerika. Gaya penulisannya yang khas dicirikan oleh minimalisme yang singkat dan dengan gaya seadanya (understatement) dan mempunyai pengaruh yang penting terhadap perkembangan fiksi abad ke-20. Tokoh-tokoh protagonis Hemingway biasanya stoik, seringkali dilihat sebagai proyeksi dari karakternya sendiri–orang-orang yang harus memperlihatkan "keanggunan di bawah tekanan." Banyak dari karyanya dianggap klasik di dalam kanon sastra Amerika.
Hemingway, yang dijuluki "Papa," adalah bagian dari komunitas ekspatriat pada 1920-an di Paris, seperti yang digambarkan dalam novelnya A Moveable Feast. Ia yang dikenal sebagai bagian dari "Generasi yang Hilang," sebuah nama yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Gertrude Stein, mengalami kehidupan sosial yang penuh dengan badai, menikah empat kali, dan konon menjalin banyak hubungan romantis semasa hidupnya. Hemingway memperoleh Hadiah Pulitzer pada 1953 untuk The Old Man and the Sea. Ia memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 1954, meskipun ia mengatakan bahwa ia "akan berbahagia–lebih berbahagia...bila hadiah itu diberikan kepada pengarang yang cantik itu Isak Dinesen," sambil merujuk kepada pengarang Denmark Karen Blixen. Pada 1961, dalam usia 61, ia bunuh diri. (wikipedia)
temanya bagus, berbau romance lagi :)
ReplyDeletetapi kalau akhirnya begitu nggak seru ah :))
akhirnya sorrow mbak sulis :D
Deleteheheeh khasnya hemingway banget nih nulis tentang cowok playboy =p endingnya gantung ya?
ReplyDeleteyang ini bukan cowok playboy mbak.. tapi cewek playgirl hihi :D
DeleteAku baru baca The Old Man and The Sea, dan setuju kalau dibilang gayanya minimalis. Sepertinya beliau ingin menyampaikan sesuatu di balik kisah yg sederhana.
ReplyDeleteiya .. mungkin itu semacam bentuk kegalauan hehe :D
DeleteCuma satu karya Hemingway yang sudah kubaca, The Old Man and the Sea. dan aku nggak begitu suka. Tapi aku punya A Moveable Feast & To Have or Have Not tertimbun dirumah, kapan bacanya ya? Hehehe.
ReplyDeletehayo dibaca mbakkk... :D
Deleteayo dibaca mel :P
DeleteSusah nggak bahasanya? penasaran ma karya-karyanya Hemingway
ReplyDeleteengga sih mbak... yah minimalis gitu gaya nulisnya hehe
DeleteHahaha...somehow dengan anehnya kebayang klo buku inilah yang menjadi awal ide film Before Sunset dan Before Sunrise itu. Ceritanya puluhan tahun kemudian, reinkarnasi Brett dan Jake berkeliling berdua (akhirnya) *ngaco abis ya*
ReplyDeletehehe.. emang benar ya buku ini yg jadi inspirasi film itu, mbak? :D
DeleteSaya kira The Sun ini cerita Romance ternyata ngga juga ya? Hemingway baru coba baca The Old Man and The Sea dan suka banget!!
ReplyDeleteaku malah blum baca The Old Mand and The Sea, mbak. :D
DeleteAku juga nyari2 buku Old Man and The Sea belum ketemu juga. Ini bukunya sama dengan Fiesta yang terbitan Bentang kan? Wah kudu dibaca nih dari timbunan.
ReplyDeleteIya ini buku yg sama dgn fiesta. Kan judulnya The Sun Also Rises: FiƩsta, mas.
DeleteBelum membaca karya Hemingway selain The Old Man.
ReplyDeleteWah dari baca postingan ini, memang haus merenung kayaknya, sebab ending yang sepertinya biasa/gantung, pesannya pasti ada dalam simbol-simbol.
Setuju, om Helvry! :)
DeleteEh kalo ngga salah buku ini juga dikasih judul Fiesta ya? perasaan ada juga yang ngereview kemarin.. Kalo liat dari covernya kok rasanya kurang mengundang untuk dibaca ya.. yang ada yang kebayang malah olahraga matador itu..
ReplyDeleteiya, kan judulnya The Sun Also Rises: Fiesta. :)
Delete