Judul: Pretties
Serial: Uglies #2
Penulis: Scott Westerfeld
Penerjemah: Yunita Candra S.
Terbit: Oktober 2010
Penerbit: Matahati
Tebal: 384 halaman
Akhirnya Tally mendapatkan apa yang pernah diimpikannya, wajah rupawan, otot dan tulang yang lebih kuat, juga kehidupan gemerlap yang memang biasa dilakukan para kaum rupawan baru. Sesaat Tally merasa senang karena tidak harus bekerja, yang mereka kerjakan hanyalah berpesta sepanjang waktu. Namun di satu sisi, Tally lelah dengan rutinitas pesta. Suatu ketika dalam sebuah pesta, ia merasa diikuti oleh seorang Special Circumtances, aparat rahasia kota. Ia agak takut namun akhirnya ia memberanikan diri mencari si aparat yang secara rahasia menguntitnya. Ternyata itu hanyalah penyamaran, dan orang yang menyamar sebagai aparat tadi segera memberikan sebuah pesan di masa lalu kepadanya. Pesan itu adalah pesan yang ditulis Tally untuk dirinya sendiri. Saat itu ia sedikit demi sedikit mulai tahu kalau ia menjadi rupawan bukan karena memang ingin menikmatinya, namun karena memang sukarela menjadi percobaan dr. Maddy, yang tengah berusaha menyembuhkan kerusakan otak para kaum rupawan. Ya, kaum rupawan bukan hanya sekedar dioperasi fisiknya hingga cantik, namun juga dirusak otaknya agar menjadi patuh dan 'berotak kosong'.
Menyadari hal itu Tally mencoba menjalani misinya dan diam-diam melakukan pemberontakan bersama beberapa temannya. Hingga akhirnya Tally berhasil kabur dari kota menuju Smoke (dunia orang-orang yang tidak mau dioperasi) untuk kedua kalinya. Namun kali ini akhirnya usahanya gagal lagi. Dr. Cable yang bengis lagi-lagi menjemputnya dan kini ia harus menerima dioperasi paksa.
***
Buku kedua dari Uglies ini cukup bagus. Sama seperti buku pertamanya. Westerfeld menulisnya dengan cukup detail, dan membuatnya benar-benar masuk akal, meski kisah ini hanyalah fantasi. Dia juga mampu menyisipkan pesan-pesan lewat para tokohnya, seperti dialog antara Dr. Cable dan Tally ketika sang dokter menawarinya bekerja menjadi aparat rahasia. Tally bertanya mengapa otak para kaum rupawan dirusak, dan Cable menjawab bahwa itu dilakukan agar pikiran mereka tidak sama dengan manusia masa lalu yang memiliki sifat perusak. Katanya lagi, Manusia itu penyakit dan kamilah obatnya. Maksud 'kami' disini adalah sistem kota yang canggih dengan orang-orang yang mau dikontrol meski harus mau dirusak otaknya.
Ya, Westerfeld hanya menyindir, perilaku manusia jika memang tak terkontrol akan menjadi bar-bar. Namun tidak perlu sampai keterlaluan begitu, harus mengontrol manusia hanya untuk kepentingan yang menurut kita baik. Ya kan? Ah, jadi tak sabar menyelesaikan buku yang ke-3, Specials. :D
Serial: Uglies #2
Penulis: Scott Westerfeld
Penerjemah: Yunita Candra S.
Terbit: Oktober 2010
Penerbit: Matahati
Tebal: 384 halaman
Akhirnya Tally mendapatkan apa yang pernah diimpikannya, wajah rupawan, otot dan tulang yang lebih kuat, juga kehidupan gemerlap yang memang biasa dilakukan para kaum rupawan baru. Sesaat Tally merasa senang karena tidak harus bekerja, yang mereka kerjakan hanyalah berpesta sepanjang waktu. Namun di satu sisi, Tally lelah dengan rutinitas pesta. Suatu ketika dalam sebuah pesta, ia merasa diikuti oleh seorang Special Circumtances, aparat rahasia kota. Ia agak takut namun akhirnya ia memberanikan diri mencari si aparat yang secara rahasia menguntitnya. Ternyata itu hanyalah penyamaran, dan orang yang menyamar sebagai aparat tadi segera memberikan sebuah pesan di masa lalu kepadanya. Pesan itu adalah pesan yang ditulis Tally untuk dirinya sendiri. Saat itu ia sedikit demi sedikit mulai tahu kalau ia menjadi rupawan bukan karena memang ingin menikmatinya, namun karena memang sukarela menjadi percobaan dr. Maddy, yang tengah berusaha menyembuhkan kerusakan otak para kaum rupawan. Ya, kaum rupawan bukan hanya sekedar dioperasi fisiknya hingga cantik, namun juga dirusak otaknya agar menjadi patuh dan 'berotak kosong'.
Menyadari hal itu Tally mencoba menjalani misinya dan diam-diam melakukan pemberontakan bersama beberapa temannya. Hingga akhirnya Tally berhasil kabur dari kota menuju Smoke (dunia orang-orang yang tidak mau dioperasi) untuk kedua kalinya. Namun kali ini akhirnya usahanya gagal lagi. Dr. Cable yang bengis lagi-lagi menjemputnya dan kini ia harus menerima dioperasi paksa.
***
Buku kedua dari Uglies ini cukup bagus. Sama seperti buku pertamanya. Westerfeld menulisnya dengan cukup detail, dan membuatnya benar-benar masuk akal, meski kisah ini hanyalah fantasi. Dia juga mampu menyisipkan pesan-pesan lewat para tokohnya, seperti dialog antara Dr. Cable dan Tally ketika sang dokter menawarinya bekerja menjadi aparat rahasia. Tally bertanya mengapa otak para kaum rupawan dirusak, dan Cable menjawab bahwa itu dilakukan agar pikiran mereka tidak sama dengan manusia masa lalu yang memiliki sifat perusak. Katanya lagi, Manusia itu penyakit dan kamilah obatnya. Maksud 'kami' disini adalah sistem kota yang canggih dengan orang-orang yang mau dikontrol meski harus mau dirusak otaknya.
Ya, Westerfeld hanya menyindir, perilaku manusia jika memang tak terkontrol akan menjadi bar-bar. Namun tidak perlu sampai keterlaluan begitu, harus mengontrol manusia hanya untuk kepentingan yang menurut kita baik. Ya kan? Ah, jadi tak sabar menyelesaikan buku yang ke-3, Specials. :D
satu kesamaan Dystopian yang selama ini aku perhatiin, selalu ada area "abu-abu" yang merupakan wilayah bagi mereka yang "ngga bisa disembuhkan".. kalo di buku ini namanya Smoke ya.. hmm..
ReplyDeleteya kurang lebih begitu :)
Delete