Top Social

Kilas Buku: Love Aubrey

|

Judul: Love, Aubrey
Pengarang: Suzanne LaFleur
Penerjemah: Ary Nilandari
Genres: Children, Middle Grade, Realistic Fiction
Paperback, 256 halaman
Matahati, 2010 (terbit pertama kali 2009)

Aubrey baru saja kehilangan ayah dan adiknya dalam keadaan tragis yang membuat seluruh hidupnya jungkir-balik. Bersama ibunya, gadis itu berusaha menata hidupnya kembali. Namun, pada suatu hari, sang ibu pergi meninggalkannya, entah ke mana, tanpa pesan, tak ingat pada dirinya.

Gadis berusia sebelas tahun itu terpaksa mengurus diri dan menjalani hari-harinya sendirian, menunggu ibunya kembali. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya adalah menulis surat untuk mengungkapkan perasaan, bahkan di saat tak ada seorang pun yang dapat membacanya.

Ini adalah kisah mengharukan tentang keluarga, persahabatan, kenangan, cinta, serta kekuatan untuk memaafkan. Pada akhirnya, semua pengalaman itu memaksa Aubrey membuat salah satu keputusan terbesar dalam hidupnya. (goodreads)
***
Awalnya saya pikir buku ini merupakan bundel dari surat-surat Aubrey. Ya, mungkin karena judulnya Love, Aubrey. Saya berasumsi begitu karena saya teringat akan buku Dear Enemy yang ceritanya merupakan sudut pandang dari isi banyak surat si tokoh utama (si penulis surat). Ternyata saya salah, dan Love, Aubrey merupakan satu hal yang berbeda. Surat-suratnya ditulis pada akhir setiap bab, dan tidak melulu ke satu orang (Jilly).

Jika kalian adalah pembaca yang mellow, dan senang dengan cerita-cerita sedih, Love, Aubrey cocok untuk dijadikan bacaan kalian. Bagusnya, buku ini bukan cuma sekedar menceritakan kesedihan saja yang bisa jadi akan membuatnya menjadi bacaan yang menyedihkan. Buku ini juga merupakan sebuah buku tentang motivasi untuk move on, bergerak terus. Bangkit dari keterpurukan. Sebagai pembaca, kita akan diajak untuk melihat sisi dari orang yang terkena musibah, orang-orang sekitar yang berusaha menolong, dan orang-orang lain yang hanya bisa ingin tahu tanpa punya keinginan untuk menolong.

Saya senang dengan sosok Aubrey yang berusaha tegar. Tepat sekali penggambaran psikologis Aubrey yang tidak hanya dideskripsikan selalu menangis (karena bentuk kekecewaan dan kesedihan pasti adalah tangisan). Kesedihan dan terpuruknya Aubrey digambarkan dengan sikap pura-puranya ia untuk menjadi gadis yang teguh hati. Namun tanpa ia sadari, penekanan-penekanan itu membuat tubuhnya mencari pelepasan lain; yakni muntah. Selain tangisan, muntah juga bisa dijadikan pelepasan kesedihan dan depresi.

Pada akhirnya Aubrey mulai kuat dan menerima apa yang telah terjadi pada dirinya. Terima kasih kepada Gram, Bridget dan keluarganya, dan juga Amy untuk mendorong Aubrey kembali kuat dan ceria. Inti dari cerita Aubrey adalah bagaimana kita mengatasi diri kita untuk menerima apa yang terjadi dengan lapang, baik itu kabar gembira ataupun musibah.

Cerita Aubrey adalah cerita yang menarik untuk kita baca dan dijadikan bahan renungan. Terima kasih untuk beberapa teman blogger yang merekomendasikan cerini, ada Lulu, Siska dan Kak Mute. :)

Ulasan ini untuk:
TBBR Mbak Maria
Lucky No. 14 Mbak Astrid
New Author RC Ren
CLRP Bzee
2 comments on "Kilas Buku: Love Aubrey"
  1. aku ada buku ini, tapi lagi males baca yg sedih-sedih nih. Nanti aja deh barengan sama Wonder. #lha makin sedih donk

    ReplyDelete
  2. Huwaaa sepertinya saya mau buku ini >.<

    ReplyDelete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature