Taylor Edwards hanyalah gadis biasa saja. Ia merasa tidak memiliki sesuatu yang harus dibanggakan. Tidak seperti kakaknya, Warren, si jenius yang mempunyai ingatan sempurna. Juga tidak seperti adiknya, Gesley, yang mempunyai bakat menari. Taylor pun tidak begitu dekat dengan ibunya. Ia merasa sang ibu lebih menyukai Gesley dan tidak suka memperhatikannya. Tay bahkan sering melarikan diri setiap kali ia menghadapi kesulitan.
Masalah semakin berat ketika Taylor mendapatkan perayaan ulang tahunnya berantakan. Ada hal buruk yang menimpa ayahnya. Dan sejak itulah ia tahu bahwa segala hal tak akan pernah sama lagi, khususnya liburan musim panas ini.
Tiba-tiba saja ayahnya meminta mereka semua kembali berlibur di Phoenix Lake, Pensylvania selama musim panas. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani membantah, termasuk Taylor. Sepertinya cewek ini harus kembali menghadapi masalah yang telah lama ia tinggalkan selama 5 tahun ke belakang. Ia harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi, seperti bertemu dengan mantan sahabatnya, Lucy, dan mantan pacarnya, Henry Crosby. Dan memang itulah yang ia dapatkan.
Semua terasa sangat berat pada awalnya. Lucy mengindahkannya, pun Henry terus menerus nyinyir kepadanya. Taylor merasa tertekan dengan perlakuan kedua teman kecilnya itu. Belum lagi kenangan indah masa kecil mereka bertiga terus membayangi. Namun lagi-lagi demi ayahnya ia harus rela bertahan setidaknya sampai bulan Agustus nanti. Taylor sendiri mulai bertekad kuat untuk tidak lari dari masalah, ringan ataupun berat.
Keluarga
Sama seperti novel pertamanya, Morgan Matson mengambil tema tentang keluarga pada novel keduanya. Taylor yang merasa terombang-ambing, bingung dengan kondisi keluarganya. Ia juga jarang mengobrol dengan ibunya, satu hal yang amat ia inginkan. Ia juga belum mengungkapkan rasa sayang secara langsung kepada ayahnya, meskipun hal itu sangat ingin ia lakukan.Saya rasa banyak remaja yang mengalami masalah internal seperti Amy (tokoh di Amy & Roger's Detour) dan Taylor (Second Chance Summer), termasuk saya sendiri. Seringkali semakin bertumbuh seorang gadis, semakin ia jauh dari ibunya. Hal ini yang menimbulkan rasa canggung bagi anak dan ibu. Saya bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ini kondisi umum atau...?
Dan kini saya berpikir, jangan-jangan Morgan lah yang pada awalnya memiliki krisis hubungan dengan ibunya sendiri, lalu menularkannya kepada Amy dan Taylor. :P
Alur kurang lengkap..?
Ah, kalau ini saya ndak ngerti harus nulisnya bagaimana. Hanya saja saya merasa ada beberapa cerita yang seharusnya ditambahkan dalam novel dengan cukup detil. Seperti bagaimana Lucy dan pacar "terakhir"nya bisa berpacaran. Dan, ah, mungkin bisa ditambahkan bagian asmara untuk Gesley, seperti bagaimana kalau Gesley naksir cowok itu. Siapa cowok itu saya tidak mau sebutkan :DTidak ada typo, yay!
Saya ini paling tidak suka dengan typo, khususnya pada bacaan yang saya baca. Banyak novel terjemahan yang saya baca dengan tulisan yang buruk dan penuh typo. Berkali-kali saya bilang, saya beli buku untuk mendapatkan bacaan yang sempurna. Boleh dong ya pembaca menuntut hal seperti itu.Dan alhamdulillah, saya tidak menemukan typo dalam buku ini. Kalaupun ternyata ada, syukurlah saya tidak bertemu dengan mereka (typo) :D.
New favorite author!
Sepertinya saya mendapatkan satu lagi pengarang favorit baru. Dan hey para remaja, kalian bisa merujuk buku karangan Morgan sebagai varian bacaan novel remaja kalian. Morgan sama seperti John Green, mereka berdua mampu menyihir para remaja dengan kisah klasik yang menggugah. Percaya deh. :)Informasi buku
Judul: Kesempatan KeduaJudul asli: Second Chance Summer
Pengarang: Morgan Matson
Tebal: 460 halaman, paperback
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 7 November 2016 (pertama kali terbit 8 May 2012)
Awards: California Book Award Gold Medal for Young Adult (2012)
Be First to Post Comment !
Post a Comment