Top Social

Kilas Buku: The Darkest Minds (The Darkest Minds #1)

|

Judul: Pikiran Terkelam
Judul asli: The Darkest Minds
Pengarang: Alexandra Braken
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Genre: Fantasi, Distopia, Young Adult
Tebal: 584 halaman
Penerbit: Fantasious, September 2014 (pertama kali terbit 2012)

Sinopsis:
Ketika Ruby terbangun pada ulang tahunnya yang kesepuluh, sesuatu tentang dirinya telah berubah. Sesuatu yang cukup mengkhawatirkan untuk membuat orangtuanya mengunci dirinya di garasi dan menelepon polisi. Sesuatu yang membuat dirinya dikirim ke Thurmond, 'kamp rehabilitasi' milik pemerintah yang kejam. 

Dia mungkin telah selamat dari penyakit misterius yang membunuh sebagian besar anak-anak Amerika, tapi dia dan anak-anak lainnya harus berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih buruk: kemampuan menakutkan yang tidak dapat mereka kendalikan. Sekarang, saat berumur enam belas tahun, Ruby termasuk salah satu anak yang memiliki kemampuan paling berbahaya.Dan ketika kebenaran terungkap, Ruby pun berusaha mati-matian untuk meloloskan diri dari Thurmond.

Tapi, ada pihak lain yang bekerja, orang-orang yang tidak akan berhenti untuk menggunakan Ruby dalam perjuangan mereka melawan pemerintah. Ruby akan menghadapi pilihan demi pilihan yang buruk, yang mungkin akan berarti menyerahkan satu-satunya kesempatannya untuk hidup.

----

Tokoh:
Kita akan bertemu dengan Ruby, si cewek yang jadi tokoh utama di cerita ini. Kemudian Liam, cowok ganteng yang tampak dewasa dan bertanggung jawab. Chubs, yang sangat jago dengan urusan akademik, dan Zu, gadis kecil yang imut.

Yah, tokoh-tokohnya tipikal fantasi banget hehe. Yang tokoh utama cowok selalu digambarkan dengan ganteng, dan jago, Sementara yang cewek, meski mereka kadang digambarkan sebagai itik buruk rupa, tapi nyata-nyatanya banyak cowok ganteng yang suka sama si cewek. Kadang saya pingin banget menemukan satu saja novel luar yang menggambarkan si tokoh utama cowok tanpa mengandalkan fisik semata.

Alur:
Alur yang disajikan maju mundur. Pertama-tama para pembaca akan bertemu dengan Ruby ketika ia masih kanak-kanak. Kemudian cerita akan melompat pada bagian Ruby berada di kamp bersama anak-anak lainnya. Memang di awal agak sedikit membingungkan, mengapa anak-anak harus ditahan di dalam kamp. Kategori anak berdasarkan kemampuannya pun tidak diutarakan secara jelas; apa itu biru, hijau, kuning, merah, dan oranye. Rupanya Braken menjelaskan kemampuan anak-anak ini sambil jalan alias tidak secara khusus menerangkannya dalam satu bab atau paragraf. Namun tetap saja buat saya, kurang jelas. Hehe..

Kesan:
Saya semestinya sadar, bahwa saya kurang suka dengan genre dystopia, baik itu  adult atau young adult. Alasannya sederhana, saya tidak suka berandai-andai tentang dunia yang hancur atau keadaan umat manusia pasca kehancuran dunia, baik akibat perang ataupun wabah. Bagi saya hal itu menyeramkan. Melihat berita peperangan di televisi saja saya sudah muak, apalagi "dipaksa" membayangkan. Dan entahnya, saya selalu membaca genre sejenis ini ketika saya bosan dengan buku bergenre lain. Ya, mungkin saya juga butuh bacaan seperti ini untuk mengingatkan bahwa kehidupan tidaklah selalu berakhir bahagia. *sigh*

3 bintang.

Be First to Post Comment !
Post a Comment

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature