Top Social

Kilas Buku: The Colour of Magic

|

Judul: The Colour of Magic
Pengarang: Terry Pratchett
Genre: Fantasy
Penerbit: Elex Media Computindo, 2010 (pertama kali terbit 1983)
Tebal: 320 halaman

Sebuah novel fantasi yang penuh humor dan imajinatif. Di sebuah dunia yang disangga di atas batok seekor kura-kura raksasa (jenis kelamin tidak diketahui) sebuah ekspedisi yang gembira, eksplosif, dan eksentrik dimulai. Ada seorang penyihir ceroboh dan seorang turis naif yang bagasinya punya ratusan kaki kecil, naga yang hanya eksis kalau kau percaya kebedaaan naga, dan tentu saja TEPIAN dari suatu planet. (goodreads)

Entah saya mau menulis apa kali ini. *mulai bingung sambil ketawa sendiri*
Well, buku fantasi yang pertama kali terbit pada 1983 ini benar-benar cerita yang sangat imajinatif, penuh humor dan kritik. Sangkin imajinatifnya, saya pribadi tidak bisa berpikir pada jalur yang sama dengan apa yang ditulis Pratchett.

Lalu apa yang saya tangkap dari novel diatas? Pertanyaan bagus. Saya sendiri hanya mengambil inti ceritanya meski sebenarnya terlalu umum untuk mewakili isi dari novel. Yah, intinya sih tentang ada dunia yang berbentuk lempengan seperti CD. Dunia ini direbahkan diatas punggung 4 gajah yang berdiri diatas punggung kura-kura raksasa. Di dunia tersebut banyak hal yang aneh, mulai dari dewa-dewanya hingga para manusianya. Kisah difokuskan kepada seorang penyihir yang DO dari kampus dan seorang turis yang percaya naga dan memiliki koper dengan ratusan kaki kecil.

Kisahnya berputar-putar pada petualangan si penyihir dan turis tsb, juga pada dewa-dewa yang bermain catur untuk mengatur kehidupan. Dan yang lucu adalah aksi kejar-kejaran antara si penyihir culun dengan Dewa Kematian. Si penyihir yang diburu oleh Dewa Kematian selalu saja bisa mengelak dari takdirnya untuk mati dan membuat sang dewa kesal sehingga harus mencabut nyawa orang lain untuk memuaskan nafsu berburunya.

Well, bagaimana, sudah cukup pusing? Hehe. Membaca cerita ini harus dengan pikiran yang bebas. Sebab jika pikiranmu sebagai pembaca sudah memiliki konsep sendiri soal kehidupan, kalian akan sulit memahami pemikiran Pratchett. Contohnya saya. *nunjuk diri sendiri.

Baru kali ini saya memberi 1 bintang pada karya Pratchett. Padahal saya selalu memberi at least 3 bintang. Mungkinkah ini karena saya membaca terjemahannya daripada novel aslinya? Ah tapi saya mah mikir klo emang pemikirannya gak bisa sejajar buat paham konsep ceritanya ya sama aja saya gak enjoy ceritanya, walau membaca edisi aslinya sekaligus. Hehe.
Be First to Post Comment !
Post a Comment

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature