Judul: Savvy (Savvy #1)
Pengarang: Ingrid Law
Penerjemah: Indah S. Pratina, Primadona Angela
Genre: Middle Grade, Adventure, Fantasy
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Juni 2013 (pertama kali terbit February 2009)
Tebal: 288 halaman
Award: Newbery Honor (2009), Mythopoeic Fantasy Award Nominee for Children's Literature (2009), Rebecca Caudill Young Reader's Book Award Nominee (2011), Iowa Children's Choice Award Nominee (2012), The Judy Lopez Memorial Award for Children's Literature Honor (2009)
***
Mibs Beaumont tak sabar menunggu ulang tahunnya yang ke-13, karena pada hari itu, ia akan memperoleh savvy––bakat istimewa. Kedua kakak Mibs bisa mendatangkan badai dan membangkitkan arus listrik, maka Mibs tak sabar untuk mengetahui apa bakat istimewanya. Ia ingin punya pandangan sinar X sehingga bisa melihat menembus apa pun!
Namun, ketika Poppa mengalami kecelakaan, yang diinginkan Mibs sekarang hanyalah bakat istimewa untuk menyembuhkan ayahnya itu. Mibs sangat yakin akan mendapat bakat tersebut sehingga nekat menyelundup ke dalam bus reyot untuk mendatangi sang ayah.
Ketika bus itu salah jalan, dimulailah petuangan seru yang akan mengubah hidup Mibs untuk selamanya. ~ goodreads.
***
Kisah fantasi selalu menarik hati saya. Apalagi kisah tentang keluarga Beaumont yang memiliki bakat-bakat istimewa. Siapa yang tidak merasa spesial memiliki bakat ajaib seperti itu. Namun hati-hati. selain menguntungkan, bakat istimewa bisa jadi juga bisa satu hal yang merugikan. Yah, merugikan jika kau tidak tahu bagaimana menggunakan dan mengendalikannya. Seperti ucapan Mibs berikut ini;
Ada satu kutipan yang menarik perhatian saya;
Kutipan lain yang menarik hati saya ialah;
Jadi sebenarnya Savvy bukanlah sekedar cerita fantasy yang isinya mengagungkan bakat-bakat istimewa yang bahkan tidak ada di dunia ini. Savvy ingin memberi tahu kepada para pembaca semuanya agar percaya dengan diri sendiri, dengan apa pun anugrah dari Tuhan dan bersyukur!
Sayangnya terjemahan buku ini ke dalam bahasa Indonesia, berhasil membuat saya tersendat-sendat membacanya. Jujur saya katakan, bahwa hasil terjemahan dan suntingan buku ini kurang menarik. Saya menemukan banyak kalimat yang membuat saya mengerutkan dahi. Penyebabnya bukan karena penerjemah yang kurang baik, namun mungkin karena diksi yang dikeluarkan kurang tepat. Saya juga menemukan beberakat kata yang berlebih dalam satu kalimat, sehingga harus dipangkas agar tidak berlebihan. Saya beri satu contoh;
Ya, so, sungguh teramat sayang rasanya jika buku bagus yang mendapat banyak penghargaan ini harus bernasib seperti ini. Well, semoga lain kali bisa lebih baik ya. :)
Tulisan ini saya ikutsertakan pada FYE #5 oleh Bzee dan New Author RC oleh Ren.
Thx to: Allah SWT dan Odin Who Discovers Runes yang sudah menghadiahkan buku ini.
Pengarang: Ingrid Law
Penerjemah: Indah S. Pratina, Primadona Angela
Genre: Middle Grade, Adventure, Fantasy
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Juni 2013 (pertama kali terbit February 2009)
Tebal: 288 halaman
Award: Newbery Honor (2009), Mythopoeic Fantasy Award Nominee for Children's Literature (2009), Rebecca Caudill Young Reader's Book Award Nominee (2011), Iowa Children's Choice Award Nominee (2012), The Judy Lopez Memorial Award for Children's Literature Honor (2009)
***
Mibs Beaumont tak sabar menunggu ulang tahunnya yang ke-13, karena pada hari itu, ia akan memperoleh savvy––bakat istimewa. Kedua kakak Mibs bisa mendatangkan badai dan membangkitkan arus listrik, maka Mibs tak sabar untuk mengetahui apa bakat istimewanya. Ia ingin punya pandangan sinar X sehingga bisa melihat menembus apa pun!
Namun, ketika Poppa mengalami kecelakaan, yang diinginkan Mibs sekarang hanyalah bakat istimewa untuk menyembuhkan ayahnya itu. Mibs sangat yakin akan mendapat bakat tersebut sehingga nekat menyelundup ke dalam bus reyot untuk mendatangi sang ayah.
Ketika bus itu salah jalan, dimulailah petuangan seru yang akan mengubah hidup Mibs untuk selamanya. ~ goodreads.
***
Kisah fantasi selalu menarik hati saya. Apalagi kisah tentang keluarga Beaumont yang memiliki bakat-bakat istimewa. Siapa yang tidak merasa spesial memiliki bakat ajaib seperti itu. Namun hati-hati. selain menguntungkan, bakat istimewa bisa jadi juga bisa satu hal yang merugikan. Yah, merugikan jika kau tidak tahu bagaimana menggunakan dan mengendalikannya. Seperti ucapan Mibs berikut ini;
“I wished that I...had no savvy at all. No savvy to cause me heartache. No savvy to make me hope, and then leave me useless.”
Ada satu kutipan yang menarik perhatian saya;
Kenapa sih, orang dewasa selalu menyuruh anak-anak menonton TV seolah kami tak punya hal lain untuk dilakukan? (hal. 179)Kutipan diatas secara tidak langsung menyindir kebanyakan orang dewasa zaman sekarang yang malas dan mungkin tidak kreatif untuk membuat anak-anak 'anteng' atau asyik dalam suatu kegiatan. Satu-satunya cara paling murah dan gampang adalah menyuruh mereka mentonton televisi. Mereka tidak mau repot-repot bermain dan berbicara dengan riang dengan anak-anak mereka. Kalau sudah begini, secara tidak langsung mereka sudah meremehkan anak-anak.
Kutipan lain yang menarik hati saya ialah;
“In most ways, Mibs, we Beaumonts are just like other people...We get born, and sometime later we die. And in between, we're happy and sad, we feel love and we feel fear, we eat and we sleep and we hurt like everyone else. (hal. 107)Untuk kutipan ini saya lebih suka versi bahasa aslinya. Jadi maksud kutipan diatas adalah, setiap orang memiliki kemapuan istimewa. Dan hal yang harus dilakukan dengan bakat-bakat tersebut adalah berusaha keras agar dapat bermanfaat sekaligus menahan diri agar bakat yang dimiliki tidak menjadi kesialan bagi orang lain. Contoh, dirimu memiliki bakat untuk memimpin secara alami. Namun apa yang kamu pimpin adalah sesuatu yang salah dan tidak layak untuk dipimpin, menjadi pemimpin perampok misalnya.
Jadi sebenarnya Savvy bukanlah sekedar cerita fantasy yang isinya mengagungkan bakat-bakat istimewa yang bahkan tidak ada di dunia ini. Savvy ingin memberi tahu kepada para pembaca semuanya agar percaya dengan diri sendiri, dengan apa pun anugrah dari Tuhan dan bersyukur!
Sayangnya terjemahan buku ini ke dalam bahasa Indonesia, berhasil membuat saya tersendat-sendat membacanya. Jujur saya katakan, bahwa hasil terjemahan dan suntingan buku ini kurang menarik. Saya menemukan banyak kalimat yang membuat saya mengerutkan dahi. Penyebabnya bukan karena penerjemah yang kurang baik, namun mungkin karena diksi yang dikeluarkan kurang tepat. Saya juga menemukan beberakat kata yang berlebih dalam satu kalimat, sehingga harus dipangkas agar tidak berlebihan. Saya beri satu contoh;
Dari buku: Wilayah bumi disini sedang menguap dan mengulet disini, .... (hal. 202)Menurut saya suntingan yang lebih enak dibaca adalah; Wilayah bumi sedang menguap dan mengulet disini. Dan emm, sepertinya frasa Wilayah bumi juga agak rancu dibaca ya.
Ya, so, sungguh teramat sayang rasanya jika buku bagus yang mendapat banyak penghargaan ini harus bernasib seperti ini. Well, semoga lain kali bisa lebih baik ya. :)
Tulisan ini saya ikutsertakan pada FYE #5 oleh Bzee dan New Author RC oleh Ren.
Thx to: Allah SWT dan Odin Who Discovers Runes yang sudah menghadiahkan buku ini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment