Judul: Oath Breaker (Serial Chronicles of Ancient Darkness #5)
Pengarang: Michelle Paver
Alihbahasa: M. Nugraha
Penerbit: Matahati
Cetakan: I, 2010
Tebal: 355 halaman
Harga: Pinjam dari mbak AS. Dewi
Rating: 4/5
Usia kelayakan membaca: > 13 tahun
Urusan Torak dengan Para Pemangsa Arwah belum selesai. Masih ada 2 pemangsa arwah yang berburu 1 batu baiduri api yang tersisa. Salah satu dari mereka membunuh kerabat Torak yang tinggal di pulau Anjing Laut. Merasa bersalah, Torak pun memburu sang pembunuh dengan penuh kemarahan dan dendam.
Sepertinya saya semakin larut dengan serial Torak, hehe. Disini Torak digambarkan semakin dewasa, begitu juga dengan Serigala yang memasuki masa kawin dan memiliki bayi-bayi Serigala kecil pada akhirnya.
Banyak kutipan yang bisa jadi merupakan hikmah yang bisa kita ambil dari novel ini:
Oke sementara kalian merenungi maksud baik kutipan-kutipan diatas, saya akan mencoba berkomentar soal wajah sampul dan isi. Untuk sampul, cukup menarik dan sebagai pembaca saya tidak terlalu masalah dengan itu. Namun untuk layout isi, lagi-lagi ada kekurangan. Jika pada dua buku (ketiga dan keempat) kemarin ada halaman yang dobel, kini ada sebagian paragraf yang jaraknya sangat jauh dengan paragraf yang diatasnya (malah ada di baliknya seperti bab baru), sepertinya terpencet breakup atau apa ketika sedang mengedit. Saya lupa hal ini ada di halaman berapa, pun saya lupa mencatatnya. Hal ini merupakan hal sepele, tentu. Namun yang pasti dapat menganggu konsentrasi pembaca.
Buku ini cocok dibaca oleh remaja yang kira-kira berusia 13/14 tahun. :)
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 3 oleh Bzee. Bagi yang ingin ikut serta silakan lihat syarat dan ketentuan disini.
Pengarang: Michelle Paver
Alihbahasa: M. Nugraha
Penerbit: Matahati
Cetakan: I, 2010
Tebal: 355 halaman
Harga: Pinjam dari mbak AS. Dewi
Rating: 4/5
Usia kelayakan membaca: > 13 tahun
Urusan Torak dengan Para Pemangsa Arwah belum selesai. Masih ada 2 pemangsa arwah yang berburu 1 batu baiduri api yang tersisa. Salah satu dari mereka membunuh kerabat Torak yang tinggal di pulau Anjing Laut. Merasa bersalah, Torak pun memburu sang pembunuh dengan penuh kemarahan dan dendam.
Sepertinya saya semakin larut dengan serial Torak, hehe. Disini Torak digambarkan semakin dewasa, begitu juga dengan Serigala yang memasuki masa kawin dan memiliki bayi-bayi Serigala kecil pada akhirnya.
Banyak kutipan yang bisa jadi merupakan hikmah yang bisa kita ambil dari novel ini:
"Pembalasan dendam itu membakarmu, Torak. Membakar hatimu. Membuat lukamu semakin dalam. Jangan biarkan hal itu terjadi." (h. 91)
"Itukah usahamu?" Kata Torak. "Hanya berdoa?" (h. 164)
'Fin-Kedinn memberitahunya bahwa harta paling berharga yang dimiliki oleh seroang pemburu bukanlah batu api atau senjatanya, melainkan pengetahuan yang dibawa-bawa di kepalanya.' (h. 303)
Oke sementara kalian merenungi maksud baik kutipan-kutipan diatas, saya akan mencoba berkomentar soal wajah sampul dan isi. Untuk sampul, cukup menarik dan sebagai pembaca saya tidak terlalu masalah dengan itu. Namun untuk layout isi, lagi-lagi ada kekurangan. Jika pada dua buku (ketiga dan keempat) kemarin ada halaman yang dobel, kini ada sebagian paragraf yang jaraknya sangat jauh dengan paragraf yang diatasnya (malah ada di baliknya seperti bab baru), sepertinya terpencet breakup atau apa ketika sedang mengedit. Saya lupa hal ini ada di halaman berapa, pun saya lupa mencatatnya. Hal ini merupakan hal sepele, tentu. Namun yang pasti dapat menganggu konsentrasi pembaca.
Buku ini cocok dibaca oleh remaja yang kira-kira berusia 13/14 tahun. :)
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 3 oleh Bzee. Bagi yang ingin ikut serta silakan lihat syarat dan ketentuan disini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment