5 cm
Penulis: Donny Dhirgantoro
Tebal: 381 halaman
Terbit: 2005
Penerbit: Grasindo
Tetapi sekarang, ketika ada sesuatu hal, dan ketika ada saran dari seorang teman demi sesuatu hal itu, akhirnya saya pun memburu novel yang ternyata sudah dicetak ulang sebanyak 10 kali dan sudah dilabeli ‘BEST SELLER’. Waduh, benar-benar orang awam. Tapi, meski awam, saya masih saja ingin mecoba menulis resensinya. Meski saya tau juga pasti sudah banyak orang yang menulis resensi dan ulasan tentang novel ini dan sudah banyak blog pula yang memuatnya.
Sebelumnya, saya ingin mengungkapkan kesan mengenai cara penulisan dan pengungkapan sang penulis dalam novel ini. Wuah benar-benar APA ADANYA jika tidak mau disebut agak vulgar. Yah, yang namanya novel metropolis pasti kebanyakan seperti ini. Saya jadi berpikir, ternyata naskah yang ditulis APA ADANYA dan bahkan cenderung BEREKSPRESI itu cukup diterima di kalangan penerbit dan cukup laku juga. Seperti dua buku yang sudah ditulis oleh teman sekelas saya di kampus, Nuril Basri, yang masing-masing berjudul BIJI KAKA (Bagai Jablay Kena Kamtib) dan BANCI KALAP. Dua buku itu, meski tidak best seller, naskahnya termasuk naskah yang APA ADANYA. Dan beruntung saya termasuk orang yang tidak terlalu mempermasalahkan tatanan APA ADANYA itu, meski sesekali risih juga. Tapi untuk “5 cm” ini tatanan APA ADANYA itu membungkus ke-intektual-an pesan yang disampaikan. Sehingga bagi orang yang tidak suka digurui, boleh jadi tersentuh dengan nilai-nilai intelek yang ditawarkan novel ini.
“5 cm”, pertama kali saya baca judulnya dengan sambil sekilas mendengar testimony orang lain, lantas saya membayangkan bahwa “5 cm” mengacu kepada kedekatan sahabat yang saking dekatnya maka jaraknya seperti 5 cm. Sempat juga saya membayangkan bahwa “5 cm” mengacu momen kecelakaan pendakian yang mungkin saja terjadi pada tokoh yang ada di novel itu. Dan ternyata, semua dugaan saya itu SALAH. Hehe. Ternyata “5 cm” itu ialah kesimpulan dari pesan yang ingin disampaikan novel ini. “5 cm” adalah jarak keyakinan tentang impian yang telah kita gantungkan di hati kita, di kening kita. “5 cm” adalah jarak yang harus diyakini bahwa kita pasti bisa meraih segala impian itu!
Ya, inti dari novel ini ialah soal keyakinan kita untuk menggapai impian kita. Memang ada tema lain yang membungkus. Seperti indahnya persahabatan, cinta, filsafat, psikologi, dan bahkan tentang keyakinan akan adanya Tuhan. Inti dari tema besar novel ini memang dibawakan secara kocak, vulgar, dan agak nyeleneh meski ada yang serius juga oleh 5 tokoh novel ini yang digambarkan memiliki persahabatan yang cukup erat sejak SMA. Mereka adalah Genta, Arial, Riani (satu-satunya perempuan di kelompok ini), Zafran dan Ian.
Penulis: Donny Dhirgantoro
Tebal: 381 halaman
Terbit: 2005
Penerbit: Grasindo
Tulisan ini pernah saya muat di blog pribadi dhila13.wordpress.com. Dan kini dimuat di Kilas Buku dalam rangka menyambut pemutaran perdana film 5 cm tepat pada hari ini.
Jika ada yang menyebut saya adalah orang awam dalam hal buku, sangat benarlah ia. Karena orang yang awam dalam dunia ke-buku-an ialah orang yang ketika ada testimony bagus tentang suatu buku, baru diburu dan dibacanya buku itu. dan itu adalah benar-benar saya. seperti yang terjadi dengan novel berjudul “5 cm” ini. Novel ini sudah ada sejak tahun 2005, dan saya pun sudah tahu sejak kelahirannya itu. saya sempat tergoda untuk membeli ketika itu, namun sayang saya berpikir “ah ga gitu penting.”
Tetapi sekarang, ketika ada sesuatu hal, dan ketika ada saran dari seorang teman demi sesuatu hal itu, akhirnya saya pun memburu novel yang ternyata sudah dicetak ulang sebanyak 10 kali dan sudah dilabeli ‘BEST SELLER’. Waduh, benar-benar orang awam. Tapi, meski awam, saya masih saja ingin mecoba menulis resensinya. Meski saya tau juga pasti sudah banyak orang yang menulis resensi dan ulasan tentang novel ini dan sudah banyak blog pula yang memuatnya.
Sebelumnya, saya ingin mengungkapkan kesan mengenai cara penulisan dan pengungkapan sang penulis dalam novel ini. Wuah benar-benar APA ADANYA jika tidak mau disebut agak vulgar. Yah, yang namanya novel metropolis pasti kebanyakan seperti ini. Saya jadi berpikir, ternyata naskah yang ditulis APA ADANYA dan bahkan cenderung BEREKSPRESI itu cukup diterima di kalangan penerbit dan cukup laku juga. Seperti dua buku yang sudah ditulis oleh teman sekelas saya di kampus, Nuril Basri, yang masing-masing berjudul BIJI KAKA (Bagai Jablay Kena Kamtib) dan BANCI KALAP. Dua buku itu, meski tidak best seller, naskahnya termasuk naskah yang APA ADANYA. Dan beruntung saya termasuk orang yang tidak terlalu mempermasalahkan tatanan APA ADANYA itu, meski sesekali risih juga. Tapi untuk “5 cm” ini tatanan APA ADANYA itu membungkus ke-intektual-an pesan yang disampaikan. Sehingga bagi orang yang tidak suka digurui, boleh jadi tersentuh dengan nilai-nilai intelek yang ditawarkan novel ini.
“5 cm”, pertama kali saya baca judulnya dengan sambil sekilas mendengar testimony orang lain, lantas saya membayangkan bahwa “5 cm” mengacu kepada kedekatan sahabat yang saking dekatnya maka jaraknya seperti 5 cm. Sempat juga saya membayangkan bahwa “5 cm” mengacu momen kecelakaan pendakian yang mungkin saja terjadi pada tokoh yang ada di novel itu. Dan ternyata, semua dugaan saya itu SALAH. Hehe. Ternyata “5 cm” itu ialah kesimpulan dari pesan yang ingin disampaikan novel ini. “5 cm” adalah jarak keyakinan tentang impian yang telah kita gantungkan di hati kita, di kening kita. “5 cm” adalah jarak yang harus diyakini bahwa kita pasti bisa meraih segala impian itu!
“…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu… Cuma…”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja….”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya….”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa….” (Donny Dhirgantoro: 362-363)
Ya, inti dari novel ini ialah soal keyakinan kita untuk menggapai impian kita. Memang ada tema lain yang membungkus. Seperti indahnya persahabatan, cinta, filsafat, psikologi, dan bahkan tentang keyakinan akan adanya Tuhan. Inti dari tema besar novel ini memang dibawakan secara kocak, vulgar, dan agak nyeleneh meski ada yang serius juga oleh 5 tokoh novel ini yang digambarkan memiliki persahabatan yang cukup erat sejak SMA. Mereka adalah Genta, Arial, Riani (satu-satunya perempuan di kelompok ini), Zafran dan Ian.
kesimpulannya suka ya sama buku ini?
ReplyDeleteHahaha....emang sepertinya khalayak terbagi 2 pendapat atas buku ini ya. Suka banget ato sebel banget.
haha.. yap bener mbak... kami suka novel ini. dan pengen nonton filmnya. udah nunggu2 sejak 2 tahun lalu soalnya :D
Deletesuka banget sama buku ini, terutama dialog-dialognya yang bener-bener nusuk kedalam hati, hehe..
ReplyDeleteya terutama untuk pengantin kayak Dela.
ReplyDelete