Foto di atas bukan foto Bu RT. Saya mengambilnya dari pexels.com sebuah situs khusus gambar yang dapat diunduh secara gratis. |
Beberapa minggu yang lalu saya dikejutkan dengan kedatangan Bu RT ke rumah. Awalnya saya pikir ia akan memperbarui data soal sensus penduduk atau kesehatan balita dan ibu hamil. Ternyata saya salah. Bu RT datang untuk meminjam sebuah novel yang tipis untuk dibaca. Saya sempat heran. Dalam hati saya berkata:
Yang bener nih, Bu?? Kok feelingku bilang kalo Bu RT ndak pengen beneran baca ya? Hehe.Pikiran saya di atas mungkin berlebihan ya, namun yah begitulah yang saya rasakan apa adanya. Tidak pernah ada tetangga yang datang ke rumah saya untuk membaca buku kecuali beberapa anak kecil. Itu pun hanya beberapa hari karena koleksi buku anak saya terbatas dan rumah saya belum terbuka sebagai taman bacaan untuk umum.
anak kami sedang sibuk membolak balik halaman buku di pojok baca rumah kami. |
Tiba-tiba Bu RT menyampaikan keinginan lain. Sungguh random sekali ya ibu yang satu ini. Well, mungkin waktu minjam buku, dia juga sambil berkomunikasi dengan anaknya kali ya. Jadi keinginan lain ini berasal dari anaknya. OK, saya dengarkan saja keinginannya baik-baik.
Bu RT: Mbak, ada buku "Laskar Pelangi".What??!! Begitu mendengar jawaban Bu RT, saya langsung kaget. Meaning, anaknya bakal copas resensi yang entah dari blog siapa atau situs yang mana untuk tugasnya! Ya banyak sih anak sekolahan yang curang begini, tapi tetap saja saya merasa shock mendengarnya secara langsung. Ingin rasanya saya marah-marah ke Bu RT dan bilang kalau cara seperti itu bentuk plagiat dan kecurangan. Namun saya menahan komentar itu di ujung lidah. Satu-satunya cara adalah berharap anaknya itu berubah menjadi orang yang senang membaca, atau setidaknya tidak lagi melakukan cara curang untuk mengerjakan tugas sekolah.
Saya: Ada. Tapi ndak tahu saya simpan di mana, Bu. (Sangkin numpuknya buku. Kalo yang sudah biasa nimbun ngertilah ya gimana rasanya hehe.)
BRT: Ehm, kalau buku "5 cm" ada, Mbak?
Saya: Ada bu. Sebentar saya cari dulu. (katanya maunya novel yang tipis saja, "Laskar Pelangi" dan "5 cm" kan lumayan tebel.)
Saya lagi: Eh, "Laskar Pelangi" ada nih, Bu. (pas lagi nyari "5 cm" malah nemu "Laskar Pelangi".)
BRT: Mana, Mbak?
Saya: Eh tapi ini edisi Bahasa Melayu. Hehe. Eh tunggu, ini kayaknya "5 cm". (akhirnya saya pun nemu novel "5 cm" yang sudah lusuh, karena udah lama dibelinya dan sering dipinjamkan kesana kemari)
BRT: Saya pinjam "5 cm" aja deh, Mbak.
Saya: Buat anak Ibu saja juga ndak apa-apa, Bu. (saya senang kalau ngasih buku ke orang lain biar ybs semangat baca. Lagipula "5 cm" termasuk buku yang ingin saya hibahkan.)
BRT: Eh jangan, Mbak. Lagian anak saya cuma pinjam sebentar kok. Hanya untuk menunjukkan ke gurunya kalau dia tahu novel yang dia resensi seperti apa. Soal resensi anak saya sudah dapat dari Google.
Saya: 😦
Ngomong-ngomong soal novel "5 cm" yang katanya hanya akan dipinjam sebentar, ternyata sampai sekarang belum dikembalikan oleh Bu RT. Barangkali Bu RT benar-benar menerima tawaran saya agar menyimpan saja buku tsb untuk anaknya. Kalau begitu saya senang sekali dan semoga saja si anak suatu saat tertarik membacanya. Amin.
Sekian sedikit kisah saya dengan Bu RT. Buat yang pernah nulis resensi novel "5 cm" di blog, yah bisa jadi resensi kalian yang 'beruntung' dicopas sama anak Bu RT #sarkas ehehe. Eh atau jangan-jangan si anak ngambil resensinya dari blog saya. 😅
Be First to Post Comment !
Post a Comment