Top Social

KIlas Buku: White Fang

|

Judul: White Fang
Pengarang: Jack London
Genre: Klasik
Tebal: 330 halaman
Penerbit: Gagasmedia, 2014 (pertama kali terbit 1906)

Sinopsis:
White Fang adalah seekor anjing separuh srigala. Dia lahir dan dibesarkan di dalam hutan liar yang banyak memberinya pelajaran hidup yang keras. Hingga pada suatu saat ia bertemu dengan manusia di dalam hutan yang kemudian membawanya ke luar dari alam yang ganas dan liar itu.
White Fang menjadi binatang peliharaan, diajari menjadi seekor anjing yang baik. Meskipun kemudian ia harus berganti tuan, yang menyiksa dan memaksanya menjadi anjing petarung demi memuaskan keserakahan sang tuan.
Namun akhirnya, ia dipertemukan dengan sosok tuan lain yang penyayang, yang memperlakukannya dengan kasih sayang. (goodreads)

-----

Cerita fabel atau tentang binatang selalu menjadi perhatian saya. Entah, saya mudah tersentuh dengan berbagai hal yang berhubungan dengan binatang. Kali ini cerita yang saya baca adalah kisah klasik karya Jack London yang diterbitkan pada tahun 1906. Ceritanya mengenai seekor serigala-anjing. Si White Fang, begitu ia dinamakan, memang bukan murni seekor serigala. Ia berdarah seperempat serigala dan separuh lebih anjing. Ia dibesarkan dalam kehidupan liar yang memaksanya harus berburu dan membunuh untuk bertahan hidup. Karena itulah ia menjadi berbeda dari anjing biasanya.

Melalui White Fang dan ibunya, saya dapat merasakan bagaimana insting dan sudut pandang seekor binatang, khususnya serigala dan anjing. Ternyata betina dalam kelompok serigala itu cukup berkuasa, bahkan melebihi pemimpin kelompok sendiri. Ia dihormati, dihargai, dan bahkan diperebutkan. Sang betina senang dengan seluruh hal itu. Ia menganggap dirinya piala yang memang pantas untuk didapatkan dengan cara yang tidak mudah.

Saya pun dengan mudah dapat merasakan kebingungan White Fang. Wajar ia begitu bingung, karena pada awalnya lahir dan tumbuh menjadi binatang liar, tiba-tiba harus dipaksa menjadi babu dan mengikuti perintah majikan. Perasaan bingung semakin menjadi ketika White Fang harus berpindah majikan dan diperintah hanya untuk bertarung dan dikurung. Sang anjing-serigala ini pun memendam perasaan benci kepada setiap manusia yang ditemuinya, kecuali majikan pertamanya dulu.

Hingga pada akhirnya ada seorang penyayang yang berhasil mengubah insting liarnya menjadi lembut. Walau begitu, yang namanya serigala tetaplah serigala, walau ia separuh anjing.

Jack London sungguh merupakan penulis yang baik. Ia mampu menggambarkan perasaan seekor binatang yang (mungkin) hampir tanpa cela. Kalaupun yang ia gambarkan adalah salah, berarti ia telah berhasil meyakinkan para pembaca tentang "begitulah kehidupan dari sudut pandang binatang" lewat redaksinya yang sederhana namun memikat.

4 bintang untuk buku ini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature