Top Social

Kilas Buku: A Monster Calls

|

Judul: A Monster Calls
Pengarang: Patrick Ness
215 pages
Published September 27th 2011 by Walker Books (first published 2011)
Literary Awards: 
Kate Greenaway Medal (2012), Galaxy British Book Awards for Children's Book of the Year (2011), Los Angeles Times Book Prize Nominee for Young Adult Literature (2011), Red House Children's Book Award (2012), Deutscher Jugendliteraturpreis for Preis der Jugendjury (2012) The Inky Awards Nominee for Silver Inky (2012), Gouden Lijst for vertaald boek (2014), Abraham Lincoln Award Nominee (2015), Galaxy National Book Award for Children’s Book of the Year (2011), Kirkus Reviews Best Teen Books of the Year (2011), Grampian Children’s Book Award Nominee (2013), The Kitschies for Red Tentacle (Novel) (2011), NCBLA - Notable Children's Books in the English Language Arts (2012), Goodreads Choice Award Nominee for Middle Grade & Children's (2011), Carnegie Medal (2012), The Inky Awards Shortlist for Silver Inky (2012)

Synopsis:
The monster showed up after midnight. As they do.

But it isn't the monster Conor's been expecting. He's been expecting the one from his nightmare, the one he's had nearly every night since his mother started her treatments, the one with the darkness and the wind and the screaming...

This monster is something different, though. Something ancient, something wild. And it wants the most dangerous thing of all from Conor.

It wants the truth. (Goodreads)

-----

Dari awal, katakanlah, dari sampul bukunya, sudah ada aroma gloomy. Kesan suram begitu menyeruak sampai saya agak merinding. Sayangnya ilustrasi sampulnya tidak berhasil menarik saya untuk menjadikan buku ini sebagai prioritas yang akan dibaca. Yang membuat saya tertarik (salah satunya) adalah nama Siobhan Dowd yang katanya adalah si pemilik ide cerita yang juga didaulat sebagai penulis buku ini pada awalnya. Belum sampai ditulis, kelahiran cerita ini terpaksa harus ditunda dulu, karena Dowd meninggal akibat kanker payudara.

Beberapa tahun kemudian, Patrick Ness diberi kehormatan untuk menulis keseluruhan cerita dari ide awal Dowd yang sudah brilian. Karya Ness ini diganjar banyak penghargaan seperti yang saya sampaikan pada informasi buku di atas.

A Monster Calls bercerita tentang seorang anak yang bernama Conor. Setiap malam ia merasa 'dihantui' oleh seorang monster pohon yew yang menyeramkan. Awalnya memang terasa menyeramkan sampai pada akhirnya Conor memutuskan untuk tidak takut padanya. Sama sekali. Si monster pohon berjanji akan menceritakan tiga kisah pada dirinya. Sebenarnya, kata si mosnter, tiga kisah itu akan lengkap dengan keberadaan kisah keempat. Dan monster membuat Conor berjanji bahwa ia akan menyelesaikan kisah keempat tersebut. Ya, Conor sendiri lah yang harus bercerita tentang kisah keempat.

Monster pohon yew selalu datang pada pukul 12:07 malam, meskipun tidak rutin. Setiap kali sang monster selesai bertandang dan bercerita pasti selalu saja ada sampah daun dan ranting yang berserakan. Cerita yang disampaikan agak 'tricky' menurut Conor, namun sang monster selalu memberi jawaban yang logis, bahwa kehidupan tidaklah selalu mulus adanya, dan orang-orang tidak selalu berada pada fase baik ataupun jahat, mereka akan selalu berada diantara keduanya. Sayangnya Conor tidak mengerti, Atau tidak mau mengerti (?).

Waktu berjalan terus dan kondisi Conor semakin menyedihkan, sementara ia semakin bergantung kepada monster yew yang ia yakini akan menyembuhkan ibunya yang sakit kanker. Ia semakin menarik diri dari lingkungannya dan tenggelam dengan pikirannya sendiri dan membuat dirinya 'tidak terlihat. Sehingga semakin banyak saja prasangka terhadap orang lain yang seharusnya tidak perlu ada.

Novel ini pada dasarnya bercerita tentang psikis seorang remaja yang sedang tertekan. Ya, Conor tertekan dengan kondisi yang ia tengah hadapi. Seolah-olah tiada habis masalah menimpanya; orang tuanya berpisah, ibunya sakit, dan kini ia diharuskan tinggal dengan nenek yang tidak pernah disukainya. Namun Conor tidak pernah mengakui jika ia muak dengan semua itu. Yang menjadi pelampiasan adalah sosok monster khayalan yang menjadi teman berceritanya ketika malam tiba. Dan syukurlah sang monster justru 'memaksa' Conor untuk jujur terhadap perasaannya dan mengeluarkan seluruh perasaan tertekannya agar ia kembali tenang.

The monster wants the truth. It really wants the truth.

4 bintang untuk novel ini. Saya memang suka, namun tidak dapat menjadikannya salah satu bacaan favorit karena terlalu gloomy untuk saya. :(
Be First to Post Comment !
Post a Comment

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature