Top Social

Kilas Buku: Tanah Tabu

|


Judul: Tanah Tabu
Pengarang: Anindita S. Thayf
ISBN 9792245677 (ISBN13: 9789792245677)
Paperback, 237
May 2009 by PT Gramedia Pustaka Utama
Literary awards: Kusala Sastra Khatulistiwa Nominee for Prosa - shortlist (2009), Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta for Pemenang Utama (2008)

"Di ujung sabar ada perlawanan. Di batas nafsu ada kehancuran. Dan air mata hanyalah untuk yang lemah."

Mabel percaya takdir akan berakhir buruk jika kita tidak menjaga langkah, apalagi bagi perempuan seperti dirinya. Tapi Mace, sang menantu, belum bisa melupakan trauma pada masa lalu. Sementara Leksi, cucu kesayangan Mabel, masih suka semaunya sendiri. Beruntung ada ada Pum dan Kwee yang bisa diandalkan. Bersama keduanya, si kecil Leksi berlajar menjalani hidup yang keras di atas Tanah Tabu.

Dan, pada kita semua, Mabel berpesan, "Kita harus tetap kuat.... Jangan menyerah. Terus berjuang demi anak-cucu kita. Mereka harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik."

---

Novel ini adalah pemenang utama Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta. Tidak heran memang mengapa novel ini bisa menjadi pemenang. Tema! Ya, tema yang diusung memang tidak biasa, atau jarang diangkat, yakni mengenai perempuan di sebuah daerah yang disebut tanah tabu: Papua.

Di Papua sana, seperti yang banyak orang pahami, masih menjadi daerah yang tertinggal, baik dari segi pembangunan, pendidikan, ekonomi, dan yang paling penting adalah kesejahteraan para wanita dan anak-anak. Entah berapa banyak anak-anak yang belum dapat bersekolah, dan entah berapa banyak para wanita yang menderita karena kehidupan yang kurang layak.

Tiga tokoh utama dalam novel ini, Mabel, Mace, dan Leksi adalah sosok perempuan tangguh meski berbeda generasi. Mabel adalah seorang wanita baya yang hidup dengan seorang anak perempuan menantunya dan Leksi, cucu perempuan semata wayangnya. Ia terkenal sangat idealis meski hidup di tengah masyarakat yang masih terbelakang. Hal itu karena ia sempat tinggal dan bekerja kepada majikannya yang asal Belanda. Di sana ia diberi cukup makan dan pendidikan.

Mace, sosok ibu yang agak rapuh bagi Leksi, namun menjadi kuat karena dukungan dan pengertian yang diberikan Mabel. Sementara Leksi adalah anak perempuan kecil yang serba ingin tahu. Ia begitu lincah dan ceria dan yang paling penting merasa bahagia karena dikelilingi oleh Mabel dan Mace yang sangat menyayanginya.

Penggambaran alur cerita dan konfliknya hanyalah seputar kehidupan ketiga perempuan tersebut dan lingkungan sekitarnya; mengenai masa lalu Mabel dan Mace, masalah yang terjadi pada tetangga dan lingkungan sekitar, dan juga impian tentang masa depan mereka di Tanah Tabu.

Yang menjadi unik adalah, novel ini diceritakan melalui sudut pandang dua hewan peliharaan keluarga Mabel yakni Pun dan Kwee yag selalu menemani Leksi kecil ketika ia bermain. Dari merekalah para pembaca akan mengetahui masa lalu Mabel, perempuan tangguh yang telah lama merasakan asam garam kehidupan. Dari mereka jugalah para pembaca akan mengetahui apa yang terjadi pada Mabel di kemudian hari, ketika pada akhirnya ia harus dijauhkan oleh keluarganya.

Buku dengan cerita yang bagus ini layak mendapat 4 bintang.


Be First to Post Comment !
Post a Comment

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature