Kilas Buku: Seraphina (Seraphina #1)

Judul: Seraphina
Pengarang: Rachel Hartman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Genres: Fantasy, YA
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2013 (pertama kali terbit 2012)
Paperback, 544 halaman
Award: Locus Award Nominee for Best First Novel (2013), William C. Morris YA Debut Award (2013), Andre Norton Award Nominee (2012), YALSA Best Fiction for Young Adults (Top Ten) (2013), The Kitschies Nominee for Golden Tentacle (Debut) (2012) Cybils Awards for Fantasy & Science Fiction (Young Adult) (2012)

Selama empat dekade, manusia dan naga di kerajaan Goredd berdamai. Kaum naga mewujud menjadi manusia dan menyumbangkan pikiran mereka yang rasional serta matematis. Namun, akhir-akhir ini hubungan di antara kedua kaum memburuk. Apalagi ketika salah satu anggota kerajaan terbunuh dan ada kecurigaan bahwa pelakunya naga.

Sebagai musisi yang sangat berbakat, Seraphina Dombegh bergabung dengan kelompok musisi istana. Ia kemudian mau tidak mau terlibat dalam penyelidikan pembunuhan itu, bekerja sama dengan Pangeran Lucian Kiggs yang sangat awas.

Sementara mereka mulai membongkar rencana jahat untuk menghancurkan perdamaian, Seraphina berjuang melindungi rahasianya sendiri, rahasia di balik bakat musiknya yang luar biasa, rahasia yang begitu mengerikan sehingga dapat membahayakan nyawanya. (goodreads)

Melalui sinopsis diatas, saya meyakinkan diri agar tidak melenceng dari dua tujuan ketika membaca buku ini; pertama adalah mencaritahu apa rahasia mengerikan yang dimiliki Seraphina, dan kedua juga mencaritahu tentang siapa pembunuh dari Pangeran Lucian. Namun sayangnya belum sempat saya menemukan jawaban, rasa bosan sudah menerjang hingga akhirnya saya menunda untuk membaca buku ini hingga setahun lebih. :D

Tiba setahun kemudian, saya pun berusaha sabar agar kuat membaca bagian awal. Ya, seperti yang dirasakan kebayakan pembaca, tempo buku ini sangatlah lambat. Padahal dari banyak testimoni diketahui bahwa buku ini brilian dan menyenangkan. Jadi satu hal itu mulai saya coret dari daftar pengharapan ketika menemui banyak tempo yang lambat dan membosankan.

Selain itu, saya juga menemukan banyak istilah baru yang dibuat demi memenuhi kepentingan cerita. Dan sesungguhynya butuh waktu lama bagi saya untuk memahami konsep kehidupan Seraphina; mulai dari kota tempat ia tinggal, manusia, naga, dan kadal yang menjadi makhluk hidup aktif dalam kota tsb, dan juga perpolitikan antara manusia dan naga. Ditambah banyak hal-hal yang berkaitan dengan metafora yang jujur saja tidak saya mengerti sama sekali. Apa itu taman dengan makhluk blasteran di kepala Seraphina? Apa itu yang dimaksud dengan istilah menata taman?

Poin yang saya tangkap disini ialah bukan sekedar cerita fantasi kehidupan manusia dan naga, tapi di luar itu. Hartman si penulis mengagungkan kebebasan berpikir dan bergerak. Hal ini tampak dari pemikirannya soal pemusik istana yang menyukai sejenis dan makhluk-makhluk blasteran manusia dan naga seperti Seraphina. Ia seolah mengatakan begini: apapun yang kamu lakukan adalah baik asal tidak mengganggu hak dan kepentingan orang lain.

Well, apapun yang kamu tangkap dari novel Seraphina, tidak masalah. Toh novel ini sudah mendapatkan banyak penghargaan untuk ceritanya yang kreatif dan penuh fantasi. :)

Ulasan ini untuk:
TBBR Mbak Maria
Lucky No. 14 Mbak Astrid