Judul: Good Omens
Pengarang: Neil Gaimans dan Terry Pretchet
Alihbahasa: Lulu Wijaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, 2010
Tebal: 520 halaman
Harga: IDR 28,000 (Beli di Pameran Buku Giant - Gramedia)
Rating: 4/5
Usia kelayakan baca: mulai usia 18 tahun
----
"Apa kabar? Dunia sudah kiamat, belum?" (h. 449)
Itulah kata-kata yang meluncur pertama kali dari mulut Crowley si Setan ketika keluar dari mobilnya yang terbakar untuk melihat terjadinya kiamat di Pangkalan Udara Tadfiled. Dan memang itulah sebenarnya inti dari cerita Good Omens yang akan, sedang dan telah kalian baca ini. :)
Good Omens, sebuah novel karya dua novelis berbakat, Neil Gaiman dan Terry Pratchett. Secara keseluruhan novel ini merupakan sebuah kisah yang terkait dengan ramalan berakhirnya dunia alias hari kiamat. Dalam titik penting tema tersebut semua sudut pandang saling bertaut satu sama lain, bukan hanya dari sudut pandang manusia misalnya, namun juga dari sudut pandang peramal, pemuja Tuhan, pemuja Setan, malaikat, setan, dan bahkan pihak Iblis dan pihak Tuhan sendiri. Bisa dibilang novel ini menjadi ramuan campuran antara religius, scientific, mitos dan takhayul, dan juga politik berserta dengan sindiran yang selalu ada dalam setiap paragraf. Meski begitu novel ini juga cocok untuk mereka yang membutuhkan bacaan komedi yang penuh sindiran. Ya, novel ini juga bisa dibilang novel komedi pada akhirnya.
Adam Young merupakan anak Iblis yang salah asuh. Sebenarnya bukan salah asuh, lebih tepatnya adalah salah kirim atau salah tukar yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah kira (nah lho!). Ya pada awalnya Adam, sebagai anak Iblis, berdasarkan rencana akan dikirim kepada keluarga Diplomat Amerika Serikat yang sedang bertugas di Inggris, namun pada akhirnya ia malah dikirim kepada keluarga Young, keluarga biasa-biasa saja yang tinggal di pedesaan. Disini sindiran awal sudah dimulai, bahwa Crowley si setan yang bertanggung jawab atas penukaran ini tidak tahu persis mana keluarga biasa dan mana keluarga diplomat. Tuhan tetap Yang Maha Mengetahui segalanya, bukan pihak iblis dan para kroconya
Akhirnya Adam hidup tanpa pengaruh siapapun (kecuali manusia yang memeliharanya) dan ia pun tumbuh sebagai manusia yang dengan hati netral alias masih mungkin berlaku baik daripada berlaku jahat. Intinya Gaiman dan Pratchett ingin bilang bahwa, setiap bayi di dunia ini yang lahir dari pihak (keluarga) kelas dan tingkat manapun, terlahir dengan suci dan polos. Orang tuanya lah yang membentuk mereka menjadi jahat ataupun baik. Namun sekali lagi manusia pun masih bisa memilih takdir karena Tuhan telah menyediakan dua jalan, jalan kebaikan dan jalan keburukan. Sementara malaikat dan para setan tidak pernah memaksa mereka untuk mengikuti satu jalan tertentu, tepatnya hanya menggoda dan keputusan tetap berada di tangan manusia.
Dan tibalah hari itu dimana Armageddon tiba di malam Sabtu tepat sebelum jam makan malam. Dimana semua bergantung kepada Adam Young yang ternyata sekarang telah berpikir sebagai manusia. Dan apakah hari akhir akan benar-benar terjadi? Yang jelas dalam novel yang cukup rumit ini (saya sarankan untuk membaca dua kali), Gaiman dan Pratchett mengungkapkan pendapatnya bahwa kiamat sebenarnya sedang berlangsung sekarang ini. Mungkin maksudnya adalah kiamat-kiamat kecil sebelum kiamat besar (Armageddon) tiba.
Lalu siapa yang menyebabkan kiamat kecil? Manusia. Dalam novel ini, disebutkan ada 4 faktor yang menjadi sebab kiamat; Polusi, Kelaparan, Perang dan Kematian. Dan keempat faktor tersebut ada dalam diri manusia.
"Mereka (Perang, Kepalaran, Polusi) menghilang kemana?" tanya Wensley.
KE TEMPAT MEREKA SEHARUSNYA BERASA, jawab Kematian yang masih tetap memandang lurus ke mata Adam. TEMPAT MEREKA BERDIAM SEJAK DULU KEMBALI KE DALAM PIKIRAN MANUSIA. (h. 463)
Kecuali kematian yang memang tidak bisa dihindari, perang, kelaparan dan polusi masih bisa dihindari oleh manusia. Namun manusia malah memilih kehancurannya sendiri dengan masih mempertahankan ketiga masalah itu. Dan tanpa sadar merekalah yang sebenarnya sedang membuat dunia hancur.
Novel ini merupakan bacaan Young Adult. Asumsi saya manusia yang sudah berusia 18 tahun keatas pantas membaca novel ini. Tetapi mungkin banyak juga manusia yang berusia dibawah itu yang sudah membaca dan mungkin mengerti dengan pesan-pesan yang tersirat dalam novel ini.
Ulasan ini diikutsertakan pada Read Big Mbak Dessy di Ngidam Buku Bagi yang ingin ikut serta silakan lihat syarat dan ketentuan disini. Postingan ini juga diikutsertakan pada #postingbareng Fantasy BBI untuk bulan Maret 2013.
Klik 'show' to read the P.S.
akkkkkk, ak punya buku ini dan belum dibaca hiks, harus nyari waktu buat baca buku2nya Neil Gaiman nih *sok sibuk*
ReplyDeleteAyo suliiss disempetiiinnn... :D
DeleteAku punya juga tp belum dibalikin Alvina jiahahahaha
ReplyDeleteaku baca resensi kalian malah buku ini cenderung ke humor ya
ya memang.. komedi yg penuh sindiran mas.. :)
Deletepunyaku muter-muter bukunya. Titip beli temen di jakarta, dipinjem sekarang dipinjem lagi
ReplyDeletebermanfaat berarti bukunya.. :D
DeleteJadi banyak sudut pandang ya: manusia, setan, malaikan, dll? sepertinya baguuss, pengen baca!
ReplyDeleteayo bacaa.. :D
Deleteini buku emang gokil abis hahaha...tapi salah satu favoritku juga sih :) jadi penasaran sama buku terry pratchet yang lain, belum pernah baca soalnya...
ReplyDeleteaku juga belum banyak baca buku terry pratchet lagi haha...
Delete