Olenka
Oleh. Budi Darma
264 halaman
Balai Pustaka, 2009 , Cet. 9
Award: SEA Write Award
Olenka, novel ini tentu saja memiliki fokus utama terhadap wanita yang bernama Olenka. Tentang pekerjaannya dan kehidupan pribadinya. Digambarkan oleh seorang pria bernama Fanton Drummond, Olenka menjadi tokoh yang agak misterius, tahu kapan ia dibutuhkan dan tahu kapan ia dibuntuti.Err.. banyak kata-kata dalam otak saya yang tidak mampu saya ungkapkan dalam ulasan kali ini. Terlalu banyak keunikan bahasa dan cerita yang ditawarkan pak Budi Darma. Apa sajakah itu?
1. Dialog Tokoh
Olenka, Fanton dan Wayne dan juga karakter lain dalam buku ini adalah murni orang bule (Amerika). Sudah terpatri secara tak langsung dalam benak kita jikalau para tokoh bule menggunakan dialog berbahasa asing, pun jika menggunakan kata-kata bahasa Indonesia, maka dialog yang mereka punya akan tertulis secara EYD. Lihat buku-buku terjemahan.
Lalu bagaimana dengan dialog para tokoh bule dalam Olenka ini? Para pembaca akan disuguhkan dialog bahasa Indonesia campur Suroboyoan (duh, ini bener gak sih istilahnya haha). Semisal begini:
Maka menghardiklah Albirkin, "Perempuan buduk, kamu mau membunuh saya, ya?" Setelah meludah, Olenka menjawab, "Membunuh sampean, polisi gendeng? Tentu saja tidak. Bukannya saya takut masuk penjara, tetapi saya merasa sayang untuk membuang peluru kalau tidak menimbulkan kepuasan. Saya hanya ingin menakut-nakuti kuda sampean. Kalau saya ingin membunuh sampean, lebih baik saya memasang jebakan di antara dua batu karang besar disana itu. Itu lihat, di sebelah sana. Setelah sampean, terebak, barulah saya melubangi gundul sampean. Bukankan setiap perbuatan harus mendatangkan kepuasan? .." ~ Darma, Olenka, h. 15
Bagaimana? Unik kan?
2. Bukan Hanya Soal Olenka
Yup, buku ini tidak hanya berbicara melulu soal Olenka, namun juga berbagai analisa cerpen, puisi, novel, aliran sastra, dan sejarah. Seperti misal, sebentar buku ini membahas soal Puritan yang ada dalam cerpen berjudul Young Goodman Brown, karya Nathaniel Hawthorne (Penulis novel klasik dan cerpen terkemuka asal Amerika). Lalu sebentar kemudian melalui para tokohnya Budi membicarakan lukisan-lukisan. So, novel ini bukan cuma bercerita kisah percintaan-perselingkuhan seperti novel-novel biasanya.
3. Kliping Foto dan Koran
Novel ini kadang terlihat seperti hasil penelitian dan makalah. Mengapa? Sebab penulisnya menyertakan berbagai kliping berita dan foto yang menjadi inspirasinya dalam menulis Olenka. Dalam kliping tersebut disematkan juga catatan kaki sebagai tambahan informasi.
Kesimpulan saya, Olenka adalah novel yang layak baca, sangat layak baca untuk para penikmat sastra Indonesia.
-------
Mengenai Pengarang (Tulisan dan gambar diambil dari goodreads.com)
Aq kira Olenka yang terbitan Ufuk :D
ReplyDeleteJadi ini kisah perjalanan wanita bernama Olenka ?
*blogwalking*
[ http://asian-literature.blogspot.com/2013/08/books-ronggeng-dukuh-paruk.html ]
Olenka taun 2009 terbitan Balai Pustaka, mbak. entah sih kalau ada terbitan ufuk..
DeleteYa tentang Olenka, dan para penggemarnya haha..
Olenka nya, ngapain, dil kok sampai dibuntuti? ._.
ReplyDeleteBaca sendiri aja vin.. ga mau bocorin ah..
Deletepokoknya gaya bahasa Budi Darma itu unik beratt.. :)
Wuah suroboyoan, kudu pake kamus boso jowo aku
ReplyDeletehaha.. ga harus begitu juga mbak..
Deletebias dimengerti sekali kok bahasanya..
Dari dulu pengen baca Olenka tapi harganya mahal di olshop hiks
ReplyDeletemahalnya seberapa mas? Ayo mas belii.. buku bagus ini :D
Deleteolenka - namanya unik. dialognya juga unik ya bahasanya :D emang sengaja atau gimana?
ReplyDeleteKayaknya mang gaya nulisnya pak Budi begitu deh mbak hehe...
DeleteOh terbitan Balai Pustaka ya? menurutku terbitan Balai Pustaka tidak ada yang kacangan. semuanya berbobot. kalau sudah cetakan ke 9, berarti ini buku termasuk sudah lama ya?
ReplyDeleteIya mas sudah lama.. sekitar tahun 80an terbit.
DeleteItu mksdnya kliping beneran yang kayak dulu2 gitu ya? btw dapat dimana buku ini ya?
ReplyDeleteEmm.. klipingnya ga termasuk seperti itu jg sih mksdnya..
Deletejadi gini lho, missal, di tengah2 halaman cerita, terselip satu gambar dari Koran atau pamflet atau tiket yang ada note-nya. Dan dalam note itu selalu tertulis hal yang berkaitan tentang novelnya. ya pokoknya ada keterangan-keterangannya deh..
Aku beli buku ini langsung di toko buku balai pustaka, di gedung balai pustaka. skrg udh ga ada sih gedung balai pustakanya.
Gaya bahasa begitu banyak ditemui di bukunya Umar Kayam, bukan suroboyo, tapi jowo yugjo. Jadi pengen baca Mangan ora Mangan asal kumpul karya beliau #kokjadiUmarKayam sih?
ReplyDeletePareng..
Ouh.. Jowo Yugjo ya.. wes aku ra mudeng istilah2 bahasa gitu.
Deletedan err.. sebenarnya saya rasa bahasa Budi Darma berbeda lho dari Umar Kayam. ya, bahasa umar kayam menarik, tapi Budi Darma punya keunikan tersendiri.
Aku pernah baca para priayi dan sekuelnya. Saya rasa, kayam masih agak malu-malu daripada budi soal gaya bahasa (pendapat saya yg tak berdasar haha).
absurb nggak nih ?
ReplyDeleteyaa.. aku berpendapat iya, absurd.
Delete