Top Social

Kilas Buku: The Knockoff

|



Imogen Tate adalah seorang kepala redaksi sebuah majalan fashion Glossy yang baru saja selesai cuti sakit. Kini ia kembali kepada majalah yang harus ia urus. Dengan harapan yang sudah terbayang di pikirannya, ia melangkah masuk ke dalam kantor. Sayangnya segala sesuatu tidak lagi seperti yang biasa. Kantornya berubah, staffnya berganti rupa, juga ada seseorang yang menempati ruangan kepala redaksi di kantornya.

Eve Morton dulu adalah seorang asisten untuk Imogen Tate, yang cekatan dan sangat membantu. Ia sangat disenangi oleh Imgen karena supel dan mampu menjalin keakraban dengan sopan. Sayangnya Eve sekarang tidaklah sama dengan yang dulu. Sejak lulus sebagai MBA dari Harvard dan memegang jabatan sebagai direktur editrorial untuk Glossy digital. Ia membawa misi baru untuk meniadakan majalah dan menjadikannya sebuah aplikasi. Eve memiliki suara yang penuh kuasa dan kejam. Ia senang menyuruh-nyuruh mantan bosnya bahkan dengan permintaan yang tidak masuk akal.

Imogen tidak hanya kaget, ia juga merasa seperti gegar otak. Majalahnya akan dihilangkan dan diganti sebagai aplikasi digital. Secara otomatis ia kehilangan sebagian besar tugasnya dan membiarkan Eve mengambil alih. Parahnya ia merasa pening karena tidak bisa mengikuti dunia teknologi dengan tepat alias gaptek. Syukurlah ia masih punya keanggunan dan kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dan juga tatapan membidik bisnis dengan jeli. Namun, apakah ia mampu bertahan dengan situasi ini.

Technology VS Real Life

Imogen adalah sosok wanita empat puluhan, dan Eve adalah wanita dua puluhan. Menurut pandangan Eve, Imogen adalah sebangsa dinosaurus. makhluk yang seharusnya sudah punah karena gaptek.
"Karena kau dinosaurus di kantor kami." Sudut Eve melekuk ke atas membentuk senyum kejam. (h. 365)
Sementara Eve sendiri adalah generasi yang mengenal kemajuan teknologi di jamannya. Mungkin saja sebenarnya Eve mengidap gagap teknologi seperti Imogen, hanya saja memiliki ciri yang berbeda. Cewek itu terlalu "sosmed-freak". Apa-apa selalu merasa harus-kudu-butuh update status.

Saya jadi ingin membagi orang berdasarkan hubungan mereka dengan teknologi:

  1. Orang yang terjun ke teknologi karena dia memang ahli di bidang itu.
  2. Orang yang terjun ke teknologi karena dia pelaku ecommerce 
  3. Orang yang terjun ke teknologi karena menganggap teknologi itu keren
  4. Orang yang TIDAK mau terjun ke teknologi karena gaptek dan merasa privasi itu sangat penting
Ini saya buat berdasarkan halaman 351 dalam novel. Dan silakan tambahkan sendiri tipe lain menurut kalian.

Imogen tidak habis pikir dengan tingkah laku anak zaman sekarang yang senang "bernarsis" ria. Bukan hanya media sosial yang dapat mendongkrak kepopuleranmu, tapi juga bocornya email dan surat pembaca. Ya, uneg-uneg surat pembaca bahkan bisa menjadi daftar dalam Riwayat Hidup dan juga promosi gratis untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Sok Asyik & Sok Bossy VS The real reputation 

Eve menjelma menjadi orang yang sok asyik, dan sok bossy. Dengan orang baru ia akan berpura-pura ramah dan menjadikannya teman akrab lama. Dengan bawahannya, ia akan sok bossy dengan menganggap ia tahu segalanya.

Sementara Imogen selalu berbakat dalam diplomasi dengan orang lain. Ia juga bisa berubah karakter, namun dengan yang lebih anggun. Ia lebih senang memahami orang lain daripada asal memerintah.

Jleb-jleb-jleb

Jujur, buku ini banyak jleb-nya. hehe. Saya merasa jleb dengan pembahasan mengenai cara penulisan artikel yang baik. Novel ini menyindir artikel-artikel instan di laman internet yang seringkali menggunakan bahasa gaul dan alay. Berbeda jauh dengan penulisan artikel pada majalah yang tertata rapi. Hal ini mengingatkan saya ketika ujian menulis dan saya mendapat nilai paling rendah karena gaya penulisan saya yang sok-cute (gara-gara kebanyakan baca dan ngeblog alay). Saya diceramahi habis-habisan tentang cara menulis yang rapi dan sesuai diksi dan tata bahasa. :(

Saya juga merasa pernah mengalami karakter seperti Eve dan Imogen (yah kebanyakan mirip Eve sih). Saya sering merasa egois dan tidak mau tahu. Saya juga merasa paling tinggi sendiri daripada orang lain. Saya kadang merasa ingin menjatuhkan orang lain karena saya butuh perhatian hanya terpusat pada saya. Well, kok saya gitu sih. Jelek ah. Yah novel ini persis seperti korektor yang memaksa anda untuk intropeksi diri. Intinya sih, harus tepat dan seimbang. Tepat dan seimbang dalam memahami orang lain, dan melakukan tindakan. Juga tepat dan seimbang antara kehidupanmu di dunia maya dan dunia nyata.

Ingat, Tidak semua harus kau bagi ke seluruh dunia. Kadang kau malah butuh privacy.

Kesan

4 bintang dari saya. Dan silakan selami dunia fashion yang kini juga ikut arus teknologi terbaru. Memang sih, banyak orang yang kurang suka dengan novel ini dan memberinya bintang satu atau dua. Tapi buat saya yang kala itu jenuh sama cerita cinta picisan, novel ini terasa pas dan menghibur. Saya bahkan larut dalam dunia fashion dan jatuh cinta dengan Imogen Tate! :)

Informasi buku

Judul: Barang KW
Judul asli: The Knockoff
Pengarang: Lucy Sykes dan Jo Piazza
Penerjemah: Shandy Tan
Tebal: Paperback, 504 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 13 February 2017
1 comment on "Kilas Buku: The Knockoff"
  1. Buku ini sepertinya bagus untuk dibaca oleh karyawan dan manajer. Biar tahu yang baik dan bijak itu yang gimana. Dan saya kira buku ini punya pelajaran berharga yang banyak untuk dipraktikkan di dunia kantor.

    ReplyDelete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature