Top Social

Kilas Buku: Cantik Itu Luka

|
Judul: Cantik Itu Luka
Pengarang: Eka Kurniawan
Paperback, 490 halaman
Gramedia Pustaka Utama 2012 (pertama kali terbit 2002)

Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik. (goodreads)
***
Saya membeli buku ini dengan perasaan yang positif. Pertama, karena banyak yang memburu buku ini. Kedua, karena buku ini sedang dalam harga miring, cuma 15-20k saja. Dan ketiga, karena buku ini punya rating yang cukup tinggi di goodreads, ditambah dengan embel-embel pujian di kulit depan - belakang buku.

Ehem, saya minum susu beruang dulu ya, dehidrasi dan mau bikin badan lebih fit.

Dan kemudian saya membacanya dengan harapan cerita ini lebih kepada fiksi sejarah. Dan ternyata memang jauh dari harapan :D. Benar memang, jika buku ini tidak condong kepada fiksi sejarah, namun lebih kepada roman. Ya, di dalam buku ada kisah-kisah heroik masa kolonial Belanda dan Jepang, kemudian saat kemerdekaan dan pasca kemerdekaan, dan PKI. Namun bukan itu inti ceritanya (saya rasa).

Kembali saya berpikir, apakah judul novel ini sudah menunjukkan maksud dari isi novelnya itu sendiri? Barangkali iya (saya manggut-manggut sendiri). Sebab karena cantik, Dewi Ayu dijadikan pelacur. Sebab cantik, anak-anak Dewi Ayu dikejar banyak lelaki. Tapi lagi-lagi saya menggelengkan kepala. Sepertinya 'Cantik itu Luka' kurang tepat juga menggambarkan isi dari roman ini. Sebab Cantik, anak Dewi Ayu yang buruk rupa pun pada akhirnya menderita karena cinta. Ah!

Jadi sebenarnya cerita ini adalah soal dendam kesumat si aki mantan cowoknya nenek dari Dewi Ayu. Nama si aki adalah Ma Gedik dan nama nenek Dewi Ayu adalah Ma Iyang. Hanya gara-gara Ma Gedik tidak bisa bersatu dengan Ma Iyang, ia menghancurkan keluarga Dewi Ayu tak peduli ia cantik atau buruk rupa. Ah dasar Ma Gedik, sudah jadi hantu pun masih naif!

Lalu kemana Ma Iyang?? Dikabarkan ia tidak jatuh dari gunung karena mayatnnya tidak ditemukan dimana pun. Ma Iyang terbang entah kemana. Saya bertanya-tanya mengapa Ma Iyang tidak mencegah kelakuan Ma Gedik yang dipenuhi rencana jahat. Seharusnya Ma Iyang sudah jadi hantu juga dan sesama hantu seharusnya bisa saling menasehati apalagi jika mereka adalah orang yang pernah saling mencintai. Jika Ma Iyang bukan hantu, mungkin ia sudah jadi peri dan sebagai peri seharusnya ia bisa mencegah Ma Gedik mencelakai keluarganya, cucu-cucunya. Setidaknya mereka masih dalam satu keluarga.

Lagi, jika memang Ma Gedik dendam kepada Ted Stammler, laki-laki yang pernah menjadikan Ma Iyang sebagai gundik, mengapa ia tak habisi saja Ted dan para kompeni lainnya dan juga orang yang merekomendasikan Ma Iyang untuk dijadikan gundik Belanda??

Well, sudah ah marah-marah ke hantunya :D.

After all, buku ini cukup menarik untuk dibaca, terutama bagi mereka yang senang berfilsafat seperti pengarangnya. Tapi saya agak risih karena sebentar-sebentar ada adegan sensor. Entah mengapa, hanya merasa risih saja.

Ulasan ini untuk:
TBBR Mbak Maria
Lucky No. 14 Mbak Astrid
New Author RC Ren
2 comments on "Kilas Buku: Cantik Itu Luka"
  1. Penasaran nih sama buku ini >.< Belum sempat beli aja.... huhuhu u.u

    ReplyDelete
  2. Memang banyak bagian yg bikin risih, apalagi covernya itu :p

    ReplyDelete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature