Judul: Homeless Bird
Pengarang: Gloria Whelan
Penerjemah: Ida Wajdi
Genre: Realistic Fiction, Children, Cultural Fiction
Penerbit: Atria 2012 (Pertama kali terbit 2000)
Tebal: 182 halaman
Award: National Book Award for Young People's Literature (2000), Rebecca Caudill Young Reader's Book Award Nominee (2003), Michigan Library Association Thumbs Up! Award Nominee (2001), ALA's Top Ten Best Books for Young Adults (2001), The Judy Lopez Memorial Award for Children's Literature Honor (2001)
Seperti kebanyakan gadis lainnya di India yang berusia tiga belas tahun, Koly pun harap-harap cemas akan rencana pernikahannya. Walaupun dia ingin menikah, dia tidak mau meninggalkan keluarganya.
Ternyata, pernikahan itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan. Sebuah peristiwa tragis mengubah segalanya dan dia menemukan dirinya terasing di keluarga barunya.
Dia terjebak dalam tradisi yang mengendalikan takdir. Dia terbuang, tersesat dalam dunia yang kejam dan tidak dikenalinya. Namun terkadang, keberanian dan harapan bisa lebih kuat daripada tradisi. Dan seseorang, dapat menentukan takdirnya sendiri.
***
Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini. Pertama, karena harganya yang murah. Murah? Yap saya mendapatkan buku ini seharga Rp. 7,500 saja!
Kedua, karena covernya yang menarik dan kayaknya banyak yang suka dengan buku ini. Saya ngintip ratingnya donk di Goodreads. Hihi.
Ketiga, karena jumlah halamannya yang tipis yang membuat saya yakin bisa membacanya dalam sehari saja. Dan terbukti saya memang membaca buku ini hanya dalam waktu dua jam saja!! :D
Homeless Bird membuat saya geregetan, terutama ketika dihadapkan dengan karakter Sass (ibu mertua) yang sinis dan tidak welas asih. Si tokoh utama berkali-kali harus menahan diri dan bersabar. Dan ketika ia merasa dicampakkan dalam jurang gelap yang paling dalam, ia malah mendapatkan keberuntungan berturut-turut yang tak pernah ia duga. Hemm.. ceritanya klise ya dan agak mudah ditebak. Andai saja ada sedikit cerita dan hasil akhir yang unik saja.
Hmm tapi.. di satu sisi, saya juga senang dengan akhir cerita yang happy ending begini. Hehe. Ya, hanya karena saya ingin memastikan si tokoh utama baik-baik saja dan mendapatkan anugrah yang setimpal atas berbagai cobaan yang ia lalui selama ini. Duh pembaca yang plin-plan yah. :D
Ada kutipan yang paling saya suka dari buku ini, yaitu;
Setelah itu akan saya anjurkan para anak-anak yang duduk di bangku middle-grade untuk membaca buku cantik ini dan mengambil hikmahnya. Lalu bisa kita lihat seberapa besar perubahan kisah Kolly sang pekerja keras yang tulus hati bisa berpengaruh kepada mereka.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee.
Pengarang: Gloria Whelan
Penerjemah: Ida Wajdi
Genre: Realistic Fiction, Children, Cultural Fiction
Penerbit: Atria 2012 (Pertama kali terbit 2000)
Tebal: 182 halaman
Award: National Book Award for Young People's Literature (2000), Rebecca Caudill Young Reader's Book Award Nominee (2003), Michigan Library Association Thumbs Up! Award Nominee (2001), ALA's Top Ten Best Books for Young Adults (2001), The Judy Lopez Memorial Award for Children's Literature Honor (2001)
Seperti kebanyakan gadis lainnya di India yang berusia tiga belas tahun, Koly pun harap-harap cemas akan rencana pernikahannya. Walaupun dia ingin menikah, dia tidak mau meninggalkan keluarganya.
Ternyata, pernikahan itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan. Sebuah peristiwa tragis mengubah segalanya dan dia menemukan dirinya terasing di keluarga barunya.
Dia terjebak dalam tradisi yang mengendalikan takdir. Dia terbuang, tersesat dalam dunia yang kejam dan tidak dikenalinya. Namun terkadang, keberanian dan harapan bisa lebih kuat daripada tradisi. Dan seseorang, dapat menentukan takdirnya sendiri.
***
Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk membaca buku ini. Pertama, karena harganya yang murah. Murah? Yap saya mendapatkan buku ini seharga Rp. 7,500 saja!
Kedua, karena covernya yang menarik dan kayaknya banyak yang suka dengan buku ini. Saya ngintip ratingnya donk di Goodreads. Hihi.
Ketiga, karena jumlah halamannya yang tipis yang membuat saya yakin bisa membacanya dalam sehari saja. Dan terbukti saya memang membaca buku ini hanya dalam waktu dua jam saja!! :D
Homeless Bird membuat saya geregetan, terutama ketika dihadapkan dengan karakter Sass (ibu mertua) yang sinis dan tidak welas asih. Si tokoh utama berkali-kali harus menahan diri dan bersabar. Dan ketika ia merasa dicampakkan dalam jurang gelap yang paling dalam, ia malah mendapatkan keberuntungan berturut-turut yang tak pernah ia duga. Hemm.. ceritanya klise ya dan agak mudah ditebak. Andai saja ada sedikit cerita dan hasil akhir yang unik saja.
Hmm tapi.. di satu sisi, saya juga senang dengan akhir cerita yang happy ending begini. Hehe. Ya, hanya karena saya ingin memastikan si tokoh utama baik-baik saja dan mendapatkan anugrah yang setimpal atas berbagai cobaan yang ia lalui selama ini. Duh pembaca yang plin-plan yah. :D
Ada kutipan yang paling saya suka dari buku ini, yaitu;
"Aku tak mau menikahi segepok rupee. Bisakah aku pulang ke rumah di pengujung hari dan menjadi ibu yang mengawasi mereka?" (h. 163)Well, jadinya seperti apa kalau kita menikah hanya untuk uang? Tak akan ada kehangatan, sama sekali. Intinya adalah kasih sayang yang tulus dan pikiran yang luas akan membawa kita kepada kebahagiaan. Rasa syukur lebih berarti dimiliki daripada uang yang berlimpah.
Setelah itu akan saya anjurkan para anak-anak yang duduk di bangku middle-grade untuk membaca buku cantik ini dan mengambil hikmahnya. Lalu bisa kita lihat seberapa besar perubahan kisah Kolly sang pekerja keras yang tulus hati bisa berpengaruh kepada mereka.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee.
Be First to Post Comment !
Post a Comment