Judul Double Act
Pengarang: Jacqueline Wilson
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Genre: Family; Realistic Fiction
Penerbit: Gramedia, 2009 (pertama kali terbit 1995)
Tebal: 204 halaman
Award: Nestlé Smarties Book Prize for 9 – 11 Years (1995)
Ruby dan Garnet adalah kembar identik berusia sepuluh tahun. Mereka melakukan apa-apa bersama-sama--pakaian sama, mengganggu guru dan teman bersama, kabur ke London untuk ikut audisi bersama--apalagi setelah ibu mereka meninggal tiga tahun yang lalu. Tapi bisakah mereka bersama terus, ketika kehidupan berkembang dan berubah?
Semua yang mereka lakukan dan rasakan, mereka tulis dalam buku ini. Bergantian mereka menulisnya. Ada tulisan Ruby, yang bandel, nekat, dan percaya diri. Ada tulisan kembarannya, Garnet, yang lembut, pengalah, penolong, tapi tidak percaya diri. (goodreads)
***
Ini termasuk buku paling lama yang saya baca. Susah? Bukan? Bosan? Emm.. bisa jadi. Dan sebenarnya lebih kepada kurang motivasi untuk membaca buku ini. Entah ya berkali-kali saya baca buku ini mulai dari awal. Mungkin ya kurang minat.
Namun ternyata ceritanya tidak terlalu buruk juga. Hehe. Saya lebih senang kepada Garnet yang lebih kalem daripada Ruby. Ruby yang agak kasar dan selalu mencari perhatian. Garnet memang agak menyebalkan juga, namun dia lebih lembut dan sedikit bijak. Sementara ibu tirinya, yah syukurlah, ia mau menjadi ibu yang cukup baik. Dan syukurnya lagi ia bukan jenis ibu baru yang berusaha mencari perhatian anak-anak dari suami barunya dengan lebay.
Cerita yang paling saya suka dari si kembar adalah ketika mereka ikut serta tes untuk memdapatkan beasiswa dari sekolah berasrama yang top. Ruby terlalu meremehkan, sementara Garnet terlalu tidak percaya diri. Karena tes ini tidak seperti tes pencarian bakat yang mengandalkan kelihaian komunikasi, maka Garnet pun unggul. Ya, walau Garnet tampak lebih gugup dan gagap, namun ia lebih pintar untuk urusan akademik tertulis. Gaya menulisnya bagus yang membuatnya mendapat poin lebih untuk essainya daripada miliki Ruby. Akhirnya Garnetlah yang mendapatkan beasiswa itu, bukan Ruby. Ruby yang selama ini selalu superior pun langsung kecewa hingga tidak ingin bicara pada Garnet. Hmm... anak-anak! :D
Cerita ini -saya rasa- cocok untuk anak-anak middle grade.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee dan Read-a-long with Jacqueline Wilson oleh Hobby Buku.
Pengarang: Jacqueline Wilson
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Genre: Family; Realistic Fiction
Penerbit: Gramedia, 2009 (pertama kali terbit 1995)
Tebal: 204 halaman
Award: Nestlé Smarties Book Prize for 9 – 11 Years (1995)
Ruby dan Garnet adalah kembar identik berusia sepuluh tahun. Mereka melakukan apa-apa bersama-sama--pakaian sama, mengganggu guru dan teman bersama, kabur ke London untuk ikut audisi bersama--apalagi setelah ibu mereka meninggal tiga tahun yang lalu. Tapi bisakah mereka bersama terus, ketika kehidupan berkembang dan berubah?
Semua yang mereka lakukan dan rasakan, mereka tulis dalam buku ini. Bergantian mereka menulisnya. Ada tulisan Ruby, yang bandel, nekat, dan percaya diri. Ada tulisan kembarannya, Garnet, yang lembut, pengalah, penolong, tapi tidak percaya diri. (goodreads)
***
Ini termasuk buku paling lama yang saya baca. Susah? Bukan? Bosan? Emm.. bisa jadi. Dan sebenarnya lebih kepada kurang motivasi untuk membaca buku ini. Entah ya berkali-kali saya baca buku ini mulai dari awal. Mungkin ya kurang minat.
Namun ternyata ceritanya tidak terlalu buruk juga. Hehe. Saya lebih senang kepada Garnet yang lebih kalem daripada Ruby. Ruby yang agak kasar dan selalu mencari perhatian. Garnet memang agak menyebalkan juga, namun dia lebih lembut dan sedikit bijak. Sementara ibu tirinya, yah syukurlah, ia mau menjadi ibu yang cukup baik. Dan syukurnya lagi ia bukan jenis ibu baru yang berusaha mencari perhatian anak-anak dari suami barunya dengan lebay.
Cerita yang paling saya suka dari si kembar adalah ketika mereka ikut serta tes untuk memdapatkan beasiswa dari sekolah berasrama yang top. Ruby terlalu meremehkan, sementara Garnet terlalu tidak percaya diri. Karena tes ini tidak seperti tes pencarian bakat yang mengandalkan kelihaian komunikasi, maka Garnet pun unggul. Ya, walau Garnet tampak lebih gugup dan gagap, namun ia lebih pintar untuk urusan akademik tertulis. Gaya menulisnya bagus yang membuatnya mendapat poin lebih untuk essainya daripada miliki Ruby. Akhirnya Garnetlah yang mendapatkan beasiswa itu, bukan Ruby. Ruby yang selama ini selalu superior pun langsung kecewa hingga tidak ingin bicara pada Garnet. Hmm... anak-anak! :D
Cerita ini -saya rasa- cocok untuk anak-anak middle grade.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee dan Read-a-long with Jacqueline Wilson oleh Hobby Buku.
waaah ini ada di timbunan jack wilsonku :D semoga bisa baca dalam waktu dekat hihihih
ReplyDeletepasti bisa dunk.. hehe
Delete