Judul: The Lottie Project
Pengarang: Jacqueline Wilson
Penerjemah: Novia Stephanie
Genre: Realistic Fiction, Children > Middle Grade
Penerbit: Gramedia, 2006
Tebal: 280 halaman
Dunia Charlie berubah jadi lebih buruk!
Guru baru hanya mau memanggilnya dengan nama Charlotte. Kuno! Memaksanya duduk di sebelah Jamie Edwards, anak paling memuakkan, sombong, dan menyebalkan di kelas. Dan menyuruhnya mengerjakan tugas membosankan tentang zaman Victoria yang juga membosankan. Charlie yang pintar tidak gampang mnyerah. Bukannya menulis laporan yang membosankan, ia menciptakan buku harian untuk Lottie, pengasuh anak zaman Victoria, dan sejarah tiba-tiba jadi hidup.
Masalah Charlie di rumah tidak semudah itu. Ia tinggal hanya berdua ibunya, tapi belakangan ibunya mulai bertingkah aneh-pakai make updan berdandan tanpa alasan. Mungkinkan ibunya ternyata punya pacar?
Kesabaran Charlie ada batasnya dalam menerima perubahan-perubahan ini, dan ia ingin segera mengendalikan hidupnya sendiri, seperti ia mengendalikan hidup Lottie! (goodreads)
***
Seperti buku Cookie, aku juga suka buku ini. Namun aku kurang suka dengan karakter Charlie. Ya, memang bukan salahnya ia menjadi nakal. Ia berkelakuan seperti itu (membenci anak laki-laki, tidak bisa diatur, dll) karena kondisi dirinya yang lahir dari seorang ibu yang ditinggal pacarnya sendiri karena hamil. Ibu Charlie adalah tipe wanita yang agak pasif jika di'ketus'kan oleh orang lain terutama orang tuanya sendiri. Berangkat dari keadaan itu, Charlie tumbuh menjadi anak 'liar'.
Meski begitu, lama-lama aku sebal dengan karakter Charlie yang berlaku seolah-olah semua planet harus berputar sesuai perintahnya, aturan dan aliran harus berjalan sesuai anjurannya dan komentar-komentarnya adalah hal yang paling penting dan tidak dibantah. Yah, begitulah Charlie. Rasa-rasanya Tante Wilson ahli membuat pembaca ikut tergolak perasaannya gara-gara tokohnya baik itu suka ataupun benci. Dan betapa leganya saya ketika pada klimaks cerita, Charlie mengalami peristiwa yang membuatnya sadar akan kekeliruannya.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini dan dari karakter-karakternya, seperti karakter Charlie tentu saja. Guru Charlie Miss Worthbeck adalah guru yang saklek dan tidak suka dibantah, namun karakter galaknya ini tentu saja tidak sesuai dengan karakter aslinya yang pengertian. Miss Worthbeck hanya ingin mencoba menjadi guru yang tegas agar muridnya bisa lebih disiplin. Tetapi diluar itu, guru ini bisa menjadi seseorang yang sangat pengasih.
Jamie Edwards juga seorang teman yang dianggap sangat menyebalkan oleh Charlie. Namun lagi-lagi hal ini hanya karena alasan yang tidak ada dasarnya sama sekali; yakni hanya karena Charlie tidak menyukai anak laki-laki dan membenci ada orang yang sok manis dan sok pintar (padahal Jamie memang begitu adanya). Lagi-lagi, hikmahnya adalah kita tidak akan pernah tahu kepribadian seseorang sehingga kita berteman dengannya dan merasakan diri kita dalam posisinya.
So far, novel ini cukup page-turning dan easy-to-understand. Cocok dibaca oleh anak-anak usia middle grade.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee dan What's in a Name RC oleh Ren dan Read-A-Long Jaqueline Wilson oleh Hobby Buku.
Pengarang: Jacqueline Wilson
Penerjemah: Novia Stephanie
Genre: Realistic Fiction, Children > Middle Grade
Penerbit: Gramedia, 2006
Tebal: 280 halaman
Dunia Charlie berubah jadi lebih buruk!
Guru baru hanya mau memanggilnya dengan nama Charlotte. Kuno! Memaksanya duduk di sebelah Jamie Edwards, anak paling memuakkan, sombong, dan menyebalkan di kelas. Dan menyuruhnya mengerjakan tugas membosankan tentang zaman Victoria yang juga membosankan. Charlie yang pintar tidak gampang mnyerah. Bukannya menulis laporan yang membosankan, ia menciptakan buku harian untuk Lottie, pengasuh anak zaman Victoria, dan sejarah tiba-tiba jadi hidup.
Masalah Charlie di rumah tidak semudah itu. Ia tinggal hanya berdua ibunya, tapi belakangan ibunya mulai bertingkah aneh-pakai make updan berdandan tanpa alasan. Mungkinkan ibunya ternyata punya pacar?
Kesabaran Charlie ada batasnya dalam menerima perubahan-perubahan ini, dan ia ingin segera mengendalikan hidupnya sendiri, seperti ia mengendalikan hidup Lottie! (goodreads)
***
Seperti buku Cookie, aku juga suka buku ini. Namun aku kurang suka dengan karakter Charlie. Ya, memang bukan salahnya ia menjadi nakal. Ia berkelakuan seperti itu (membenci anak laki-laki, tidak bisa diatur, dll) karena kondisi dirinya yang lahir dari seorang ibu yang ditinggal pacarnya sendiri karena hamil. Ibu Charlie adalah tipe wanita yang agak pasif jika di'ketus'kan oleh orang lain terutama orang tuanya sendiri. Berangkat dari keadaan itu, Charlie tumbuh menjadi anak 'liar'.
Meski begitu, lama-lama aku sebal dengan karakter Charlie yang berlaku seolah-olah semua planet harus berputar sesuai perintahnya, aturan dan aliran harus berjalan sesuai anjurannya dan komentar-komentarnya adalah hal yang paling penting dan tidak dibantah. Yah, begitulah Charlie. Rasa-rasanya Tante Wilson ahli membuat pembaca ikut tergolak perasaannya gara-gara tokohnya baik itu suka ataupun benci. Dan betapa leganya saya ketika pada klimaks cerita, Charlie mengalami peristiwa yang membuatnya sadar akan kekeliruannya.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari buku ini dan dari karakter-karakternya, seperti karakter Charlie tentu saja. Guru Charlie Miss Worthbeck adalah guru yang saklek dan tidak suka dibantah, namun karakter galaknya ini tentu saja tidak sesuai dengan karakter aslinya yang pengertian. Miss Worthbeck hanya ingin mencoba menjadi guru yang tegas agar muridnya bisa lebih disiplin. Tetapi diluar itu, guru ini bisa menjadi seseorang yang sangat pengasih.
Jamie Edwards juga seorang teman yang dianggap sangat menyebalkan oleh Charlie. Namun lagi-lagi hal ini hanya karena alasan yang tidak ada dasarnya sama sekali; yakni hanya karena Charlie tidak menyukai anak laki-laki dan membenci ada orang yang sok manis dan sok pintar (padahal Jamie memang begitu adanya). Lagi-lagi, hikmahnya adalah kita tidak akan pernah tahu kepribadian seseorang sehingga kita berteman dengannya dan merasakan diri kita dalam posisinya.
So far, novel ini cukup page-turning dan easy-to-understand. Cocok dibaca oleh anak-anak usia middle grade.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee dan What's in a Name RC oleh Ren dan Read-A-Long Jaqueline Wilson oleh Hobby Buku.
Be First to Post Comment !
Post a Comment