Judul: Holes: Kutukan Keluarga Stanley
Judul Asli: Holes
Pengarang: Louis Sachar
Alihbahasa: Rosalinda
Penerbit: Kaifa for Teens (Mizan)
Cetakan: I, November 2003
Tebal: 328 halaman
Rating: 4/5
Harga: Pinjam dari Perpustakaan Sekolah Alam Bintaro
Award: National Book Award, Boston Globe-Horn Book Award, Buku Remaja Terbaik versi ALA, Buku Pilihan Remaja versi ALA, Christoper Award kategori Fiksi Remaja, New York Times Book Review; Buku Anak Terkemuka Tahun Ini, Fanfare Horn Book, Buku Terbaik versi Publishers Weekly, Blue Ribbon Bulletin, Buku Terbaik versi School Library Journal
Stanley Yelnats IV harus menjalani hukuman selama 18 bulan dengan menggali lubang di Kamp Green Lake setiap hari. Ia tidak tahu untuk apa menggali tanah yang panas setiap hari. Ia tidak tahu apa yang mereka cari dengan menggali. Para penghukum bilang ia harus menggali demi membentuk karakter karena semua yang ada di Green Lake adalah anak-anak bermasalah yang melakukan tindak tidak menyenangkan di masyarakat. Tetapi tidak dengan Stanley, ia tidak mencuri apapun. Sepatu yang ia bawa lari hanyalah sepatu bekas yang bau yang jatuh dari langit dan menimpanya hingga jatuh.
Tetapi meski ia bilang begitu, tidak ada satu orang pun yang percaya sehingga ia harus diadili dan dibawa ke Kamp Green Lake yang gersang. Ya entah mengapa ia selalu tertimpa sial. Bukan hanya dirinya, namun juga keluarganya, keluarga Yelnats. Konon katanya kesialan itu disebabkan oleh kakek canggah Stanley (bapak dari kakek buyut Stanley) yang mencuri babi seorang wanita tua Gipsy dan gara-gara itu kutukan menimpa keluarganya turun temurun.
Namun ternyata apa yang terjadi di Green Lake adalah takdir yang memang harus Stanley jalani. Masalahnya bukan sekedar kutukan, namun lebih dari itu. Ada banyak potongan sejarah yang bercampur antara kutukan keluarganya dengan Green Lake. Dan Stanley sama sekali tidak mengerti dengan potongan-potongan yang saling bertaut itu.
Novel ini ditulis dengan sangat mengalir. Sachar membuat baris demi baris yang sebentar menggugah tawa, dan terus menerus membuat pembaca penasaran tanpa mau membaca halaman terakhirnya terlebih dahulu. Tak heran novel ini diganjar begitu banyak penghargaan. Pesan-pesan moral yang ada dalam buku ini cukup banyak. Saya senang dengan beberapa dialog yang menjadi bagian Pak Pendaski berikut ini;
Buku ini pun tak hanya mengajak kita membayangkan bagaimana jika kita berada dalam posisi Stanley yang kesulitan karena harus terus menggali setiap hari di bawah teriknya matahari. Buku ini juga mengajak kita kepada imajinasi sejarah suatu tempat. Bayangkan ada apa 100 tahun atau bahkan 1000 tahun ke belakang di tempatmu berdiri sekarang. Ya, secara tak langsung Sachar mengajak para pembaca untuk menghargai sejarah dan yang pasti satu hal lagi, MENEPATI JANJI. Ada titik penting disini dimana kutukan keluarga Stanley bermula ketika leluhur mereka tidak menepati janji.
Buku ini diadaptasi dalam bentuk film dengan judul yang sama pada tahun 2003 dengan Shia Labeouf sebagai bintangnya. Jika ada yang ingin menonton filmnya secara online bisa dilihat disini.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee, New Authors RC 2013 dan What's in a Name oleh Ren. Bagi yang ingin ikut serta silakan lihat syarat dan ketentuan disini, disini, dan disini.
Judul Asli: Holes
Pengarang: Louis Sachar
Alihbahasa: Rosalinda
Penerbit: Kaifa for Teens (Mizan)
Cetakan: I, November 2003
Tebal: 328 halaman
Rating: 4/5
Harga: Pinjam dari Perpustakaan Sekolah Alam Bintaro
Award: National Book Award, Boston Globe-Horn Book Award, Buku Remaja Terbaik versi ALA, Buku Pilihan Remaja versi ALA, Christoper Award kategori Fiksi Remaja, New York Times Book Review; Buku Anak Terkemuka Tahun Ini, Fanfare Horn Book, Buku Terbaik versi Publishers Weekly, Blue Ribbon Bulletin, Buku Terbaik versi School Library Journal
Satu hal yang pasti mereka tidak hanya menggali untuk "membentuk karakter". Mereka jelas menggali untuk mencari sesuatu. (h. 104)
Stanley Yelnats IV harus menjalani hukuman selama 18 bulan dengan menggali lubang di Kamp Green Lake setiap hari. Ia tidak tahu untuk apa menggali tanah yang panas setiap hari. Ia tidak tahu apa yang mereka cari dengan menggali. Para penghukum bilang ia harus menggali demi membentuk karakter karena semua yang ada di Green Lake adalah anak-anak bermasalah yang melakukan tindak tidak menyenangkan di masyarakat. Tetapi tidak dengan Stanley, ia tidak mencuri apapun. Sepatu yang ia bawa lari hanyalah sepatu bekas yang bau yang jatuh dari langit dan menimpanya hingga jatuh.
Tetapi meski ia bilang begitu, tidak ada satu orang pun yang percaya sehingga ia harus diadili dan dibawa ke Kamp Green Lake yang gersang. Ya entah mengapa ia selalu tertimpa sial. Bukan hanya dirinya, namun juga keluarganya, keluarga Yelnats. Konon katanya kesialan itu disebabkan oleh kakek canggah Stanley (bapak dari kakek buyut Stanley) yang mencuri babi seorang wanita tua Gipsy dan gara-gara itu kutukan menimpa keluarganya turun temurun.
Namun ternyata apa yang terjadi di Green Lake adalah takdir yang memang harus Stanley jalani. Masalahnya bukan sekedar kutukan, namun lebih dari itu. Ada banyak potongan sejarah yang bercampur antara kutukan keluarganya dengan Green Lake. Dan Stanley sama sekali tidak mengerti dengan potongan-potongan yang saling bertaut itu.
Novel ini ditulis dengan sangat mengalir. Sachar membuat baris demi baris yang sebentar menggugah tawa, dan terus menerus membuat pembaca penasaran tanpa mau membaca halaman terakhirnya terlebih dahulu. Tak heran novel ini diganjar begitu banyak penghargaan. Pesan-pesan moral yang ada dalam buku ini cukup banyak. Saya senang dengan beberapa dialog yang menjadi bagian Pak Pendaski berikut ini;
"...Tak ada satu pun yang gampang dalam hidup ini. Tapi, itu bukan alasan untuk menyerah. Kamu akan kaget dengan yang dapat kamu raih kalau kamu memusatkan dirimu padanya. Bagaimanapun juga, kamu cuma hidup sekali, jadi kamu harus bisa memanfaatkannya baik-baik." (h. 85)
"Kamu bertanggung jawab atas hidupmu dan terserah padamu bagaimana kamu ingin memperbaikinya. Tak seorangpun akan melakukannya untukmu.." (h.87)
Buku ini pun tak hanya mengajak kita membayangkan bagaimana jika kita berada dalam posisi Stanley yang kesulitan karena harus terus menggali setiap hari di bawah teriknya matahari. Buku ini juga mengajak kita kepada imajinasi sejarah suatu tempat. Bayangkan ada apa 100 tahun atau bahkan 1000 tahun ke belakang di tempatmu berdiri sekarang. Ya, secara tak langsung Sachar mengajak para pembaca untuk menghargai sejarah dan yang pasti satu hal lagi, MENEPATI JANJI. Ada titik penting disini dimana kutukan keluarga Stanley bermula ketika leluhur mereka tidak menepati janji.
Buku ini diadaptasi dalam bentuk film dengan judul yang sama pada tahun 2003 dengan Shia Labeouf sebagai bintangnya. Jika ada yang ingin menonton filmnya secara online bisa dilihat disini.
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 5 oleh Bzee, New Authors RC 2013 dan What's in a Name oleh Ren. Bagi yang ingin ikut serta silakan lihat syarat dan ketentuan disini, disini, dan disini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment