Judul: Where She Went (If I Stay #2)
Pengarang: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Genre: Young Adult; Romance
Paperback, 204 halaman
Gramedia Pustaka Utama, 2011
Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia setelah kecelakaan yang memorakporandakan hidup gadis itu...
...dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.
Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik Juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian, takdir mempertemukan mereka lagi, untuk satu malam terakhir.
Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan—serta satu sama lain. (goodreads)
***
Pada ulasan If I Stay saya pernah bilang bahwa Mia adalah karakter yang kuat meski ia tampak rapuh, dan saya menyukainya. Maka dalam buku kedua ini saya rasa pemikiran saya terbukti. Bukan Mia yang lemah sebenarnya, tapi Adam.
Adam, pacar Mia, berantakan ketika diputuskan sepihak oleh cewek Cello itu. Berbulan-bulan ia tidak tahu apa yang ingin ia kerjakan. Walhasil ia malah kabur dari band dan pulang ke rumah orang tuanya. Namun tak lama setelah itu ia berhasil menulis lagu-lagu bagus yang kemudian menjadikannya rising star dan mendapat kepopuleran.
Sementara Mia juga menikmati dunianya sendiri. Sama seperti Adam, ia juga menjadi rising star di dunia musik klasik. Namun hubungan mereka makin lama menjadi hubungan yang canggung. Adam tidak mengerti apa yang salah dan apa rahasia yang dipendam Mia sehingga ia harus dicampakkan.
Nah, melihat Adam yang rapuh, sebagian diri saya merasa agak jatuh cinta. Entah. Mungkin karena Forman menunjukkan bagaimana dirinya yang rapuh dan hilang arah. Disini tidak ada lagi Adam yang tampak garang dan sempurna, tidak seperti yang pernah saya lihat dalam If I Stay. Hmm, tidak sempurna, justru itulah keistimewaannya yang membuat saya jatuh cinta.
Novel ini masih tetap menarik dan masih meluluhkan hati saya. Adam dan Mia benar-benar pasangan yang ideal. Saya senang dengan konfliknya yang dibangun secara rapi. Klise namun rapi dan menarik. Bagi para pecinta novel romantis, novel ini pantas dijadikan bacaan pilihan.
Pengarang: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Genre: Young Adult; Romance
Paperback, 204 halaman
Gramedia Pustaka Utama, 2011
Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia setelah kecelakaan yang memorakporandakan hidup gadis itu...
...dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.
Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik Juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian, takdir mempertemukan mereka lagi, untuk satu malam terakhir.
Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan—serta satu sama lain. (goodreads)
***
Pada ulasan If I Stay saya pernah bilang bahwa Mia adalah karakter yang kuat meski ia tampak rapuh, dan saya menyukainya. Maka dalam buku kedua ini saya rasa pemikiran saya terbukti. Bukan Mia yang lemah sebenarnya, tapi Adam.
Adam, pacar Mia, berantakan ketika diputuskan sepihak oleh cewek Cello itu. Berbulan-bulan ia tidak tahu apa yang ingin ia kerjakan. Walhasil ia malah kabur dari band dan pulang ke rumah orang tuanya. Namun tak lama setelah itu ia berhasil menulis lagu-lagu bagus yang kemudian menjadikannya rising star dan mendapat kepopuleran.
Sementara Mia juga menikmati dunianya sendiri. Sama seperti Adam, ia juga menjadi rising star di dunia musik klasik. Namun hubungan mereka makin lama menjadi hubungan yang canggung. Adam tidak mengerti apa yang salah dan apa rahasia yang dipendam Mia sehingga ia harus dicampakkan.
Nah, melihat Adam yang rapuh, sebagian diri saya merasa agak jatuh cinta. Entah. Mungkin karena Forman menunjukkan bagaimana dirinya yang rapuh dan hilang arah. Disini tidak ada lagi Adam yang tampak garang dan sempurna, tidak seperti yang pernah saya lihat dalam If I Stay. Hmm, tidak sempurna, justru itulah keistimewaannya yang membuat saya jatuh cinta.
Novel ini masih tetap menarik dan masih meluluhkan hati saya. Adam dan Mia benar-benar pasangan yang ideal. Saya senang dengan konfliknya yang dibangun secara rapi. Klise namun rapi dan menarik. Bagi para pecinta novel romantis, novel ini pantas dijadikan bacaan pilihan.
Be First to Post Comment !
Post a Comment