Coraline
Oleh Neil Gaiman
Gramedia Pustaka Utama, 2004
232 halaman
Sinopsis:
Coraline menyesalkan kehidupannya yang biasa-biasa saja. Ia menyesalkan ayah dan ibunya yang selalu sibuk dan sering menolak untuk bermain bersama dengannya. Ia menyesal tidak punya teman. Ia menyesal harus makan makanan beku terus menerus karena makanan buatan orang tuanya tidak terlalu enak. Ia menyesal bla-bla-bla. Ia menyesal bli-bli-bli.
Dan ia ingin kehidupannya berubah menjadi nyaman, memiliki orang tua yang selalu mengerti dan mau bermain bersama dengannya, memakan makanan non beku yang lezat dan punya banyak teman. Dan ia ingin bla-bla-bla. Ia juga ingin bli-bli-bli.
Suatu saat ia menemukan pintu menuju flat yang persis dengan apa yang dimiliki orang tuanya. Disana ia bertemu dengan orang tua yang persis dengan orang tua dirinya. Yang membedakan adalah mata mereka yang terbuat dari kancing. Ia mulai merasakan berbagai keinginannya terkabul jika ia bersama orang tua lainnya itu. Sempat terbersit ia ingin tinggal disana selamanya dan tak ingin pulang. Namun niat itu harus ditariknya kembali ketika kejanggalan demi kejanggalan muncul. Coraline harus melakukan sesuatu!
Review:
Ini kisah yang paling bikin saya penasaran dari semua karya-karya Gaiman. Beberapa jam sebelum saya mulai membaca novel Coraline, saya menamatkan filmnya terlebih dahulu. Beberapa pujian untuk si film: unik, kreatif, indah, artistik dan brilian. Lalu bagaimana dengan bukunya, mari ikuti ulasan saya yang seperti biasa sangat pendek-pendek dan suka spoiler dan ga nyambung. Idih ini apa sih? Bahasa Indonesianya gak ciamik banget deh.
Kesan pertama yang saya dapat, film dan bukunya berbeda. Dan bersyukur perbedaan yang dibuat di filmnya masih bisa membuat si film enak ditonton. Saya senang menonton filmnya sama dengan ketika saya membaca novelnya. Seperti biasa, Neil Gaiman senang membuat cerita yang (mungkin saja tanpa ia sadari) absurd dan cerdas. Buat saya, tidak masalah gaya menulis cerita itu, mau absurd atau mainstream, yang penting jangan plagiat dan punya pesan yang dibawa ke pembaca. Jika cerita asal absurd saja tapi tidak ada isinya, tidak ada yang bisa diambil pembaca. Maka cerita akan menjadi mubazir.
Lewat Coraline, Neil Gaiman menitipkan beberapa pesan untuk para pembaca kecilnya. Yakni:
1) Mari bersyukur!
Yang menjadi sebab Coraline diburu oleh makhluk aneh yang mengaku menjadi orang tua yang satunya adalah karena ia menganggap orang tuanya aslinya sangat tidak menyenangkan. Sebenarnya ini bukanlah kesalahan Coraline pribadi, namun adalah kesalahan kolektif si kedua orang tuanya yang selalu menganggap pekerjaan lebih penting daripada bermain dengan anak.
So, pesan untuk orang tua juga, kehadiran anak adalah sebuah anugrah. Ya memang kita bekerja untuk anak, namun anak tidak hanya butuh materi semata namun juga kasih sayang. Sedikit perhatian saja akan membuat mereka sangat bahagia.
2) Don't Judge the Book by the Cover
Jangan memandang manusia hanya dari sisi luarnya saja. Seperti Coraline dan orang tuanya yang menganggap tetangga mereka, Miss Spink, Miss Forcible, dan Mr. Bobo adalah orang-orang di luar normal yang tidak sama dengan mereka. Miss Spink dan Miss Forcible selalu berbicara tentang performance mereka dan seolah-olah hidup di kejayaan masa lalu dan susah move on. Sementara Mr. Bobo tampak seperti orang sinting yang senang berbicara dengan tikus-tikus dan melatihnya agar mampu bermain musik. Padahal tidak semua keburukan yang terlihat nyata di depan adalah benar-benar buruk. Bisa jadi ia baik dan berguna.
Sementara Ibu yang satunya, yang terlihat cantik dan baik hati, pada kenyataannya bukanlah orang yang pantas diberi hati. Dibalik itu ia adalah makhluk keji yang menggunakan kebaikan sebagai umpan untuk berbuat jahat.
Coraline juga menganggap si kucing adalah makhluk paling arogan yang ia temui. Namun setelah ia mengenalnya lebih jauh, si kucing menjadi teman seperjuangannya menghancurkan si ibu yang satunya.
3) Berani dan Taklukkan Dunia!
Coraline hanyalah anak kecil, dan pasti ada sehempas rasa takut dalam benak seorang anak kecil. Bahkan dalam diri orang dewasa pun rasa takut bisa saja bercokol menjadi akut yang menyebakan paranoid. Dan disini, Coraline mengingat betapa luar biasa ayah aslinya ketika ia mengalahkan rasa ngeri dan takut kepada pasukan tawon hanya untuk menyelamatkan Coraline. Dan gadis kecil itu merasa harus meniru ayahnya, menimbulkan rasa berani dalam hatinya untuk menaklukkan dunia.
"Kalau kau merasa takut, tapi tetap nekat maju terus, itu namanya berani." ~Gaiman, Coraline: 85.
4) Dapatkan semua yang kamu mau dengan BERJUANG!
Coraline memang banyak maunya. Seperti anak kecil biasanya yang jika meminta sesuatu tanpa memperhatikan kondisi orang tuanya. Begitu juga Coraline. Namun disaat genting, ia sadar diri jika segala sesuatu yang ia inginkan bisa terpenuhi dengan mudah, maka rasanya akan menjadi kurang menyenangkan.
"Aku tidak ingin memperoleh semua yang kuhendaki. Tidak ada orang yang mau begitu. Tidak ada. Apa enaknya kalau aku memperoleh segala sesuatu yang kuingikan? Dengan begitu saja, dan semuanya jadi tidak berarti." ~Gaiman, Coraline: 170-171.
5) Cinta
Satu yang membedakan kedua sosok petarung yang hak dan bathil. Mereka berdua sama-sama memiliki kemampuan dan senjata yang mungkin saja si petarung dari pihak bathil memiliki amunisi yang lebih canggih dari pihak hak. Dan memang cuma satu saja yang membedakan mereka berdua; CINTA. Pihak bathil tidak punya cinta. Ia melakukan sederet tugas berdasarkan nafsu. Sementara, pihak hak punya cinta yang selalu mengingatkannya dan memotivasinya. Seperti Coraline. Karena Cinta, ia memiliki kekuatan besar untuk mengalahkan penyihir ibu satunya.
Kata-kata Coraline diatas adalah bukti bawah sadarnya bahwa ia masih memiliki cinta dan kasih sayang untuk kedua orang tuanya. Jika seseorang mencintai orang lain dengan sepenuh hati, maka sudah menjadi keniscayaan jika ia akan melakukan apapun untuk orang yang dicintainya meski harus tanpa pamrih."Jangan konyol," kata Coraline. "Aku hendak menyelamatkan mereka karena mereka orangtuaku. Kalau aku hilang, mereka pasti akan melakukan hal yang sama untukku..." ~Gaiman, Coraline: 85-86.
Buku ini memang untuk anak-anak usia menjelang remaja atau ABG. Lucu, seru dan menegangkan. :)
Artikel ini diikutsertakan pada FYE #4 dan What's in a Name.
aku mau baca buku ini udah gak ada dimana-mana :P
ReplyDeleteIni aku juga baru beli kok dari the chacha.. lucky me to have this pretty book! :D
Deletesejujurnya novel neil gaiman yang udah diterbitin di Indo apa aja toh? Aku malah gak tahu ini diterjemahin x_x
ReplyDeleteAda lumayan banyak mbak..
Deletestardust, anansi boys, neverwhere, coralline, American gods, good omens, interworld, the graveyard book, the ocean at the end of the lane, apa lagi ya..