Judul: Oliver Twist
Pengarang: Charles Dickens
Penerjemah: Reni Indardini
Penerbit: Bentang
Cetakan: II, Agustus 2011
Tebal: 578 halaman
Oliver Twist lahir dari seorang ibu yang saat itu dalam kondisi payah. Tidak banyak yang menolong kecuali wanita tua dan ahli bedah yang tidak terlalu tulus. Penderitaan tidak berhenti sampai disini. Oliver tumbuh besar dalam rumah sosial yang tidak ada kasih sayang didalamnya. Para pejabat desa yang bertanggungjawab pun hanyalah orang-orang yang memikirkan perut masing-masing. Akibatnya tidak ada orang yang benar-benar tulus, bahkan rakyat miskin sekalipun. Bagi mereka harta adalah kunci untuk hidup senang dan juga popularitas.
Ini adalah pertama kalinya saya membaca karya Dickens, khususnya Oliver Twist yang populer ini. Satu kata: Bertele-tele. Seperti kebanyakan para sastrawan klasik, jika saya perhatikan, cerita brilian tentang Oliver yang dibuat oleh Dickens ini banyak sekali memaparkan hal-hal detail, sangkin banyaknya sebagian besar pembaca akan menganggap hal ini adalah hal yang bertele-tele. Atau mungkin saja pembaca bisa menjadi bosan karena tidak sabar menunggu bagian cerita berikutnya.
Namun yang saya sukai dari Dickens adalah gaya menulisnya yang indah. Saya berterimakasih juga kepada penerjemah Oliver Twist untuk edisi penerbit Bentang ini, hasil terjemahannya cukup baik dan enak dibaca. :) Dickens dengan indahnya menyindir para pembuat kebijakan yang culas dan memberi contoh kebaikan manusia lewat Oliver dan para penolongnya yang tulus hati. Tidak ada rasa dendam dan benci dalam diri Oliver kecuali ketika seseorang mencemooh ibunya yang bahkan belum pernah dilihat oleh anak kecil tampan tersebut.
Buku ini karya terpuji dan penuh hikmah yang patut dikenang sepanjang masa. Bisa dibaca oleh para pembaca dari berbagai usia.
***
Picture and text about the author are taken from Goodreads.com |
Waahh saya pas menyadur kmarin juga salah satunya pake novel ini sebagai perbandingan
ReplyDeletewaah.. :D
Deletedickens emang bertele-tele gayanya :D kadang harus berusaha sabar banget meski udah pengen nutup bukunya :D tapi kalau berhasil selesai, worth it ya :) aku belum baca oliver twist nih...kayaknya sedih banget ya.
ReplyDeletesedih tapi berakhir bahagia mbak.. jadi ga suram-suram amat :D
Deleteaku suka Dickens :)
ReplyDeleteso do i :)
Deleteaku belum pernah baca Dickens
ReplyDelete*pengakuan*
ayo ziyy baca-baca hehe
Deleteaku baca versi saduran. hihi, soalnya KO liat tebelnya yg asli X)
ReplyDeleteheheheh
DeleteWah, klenger juga ya kalo 578 halaman penuh tele tele. Aku nonton filmnya aja #dikeplaksejoglo
ReplyDeleteAq nonton filmnya duluan hehe, tapi setelah baca bukunya jauh lebih suka. Awalnya memang 'muter-muter' Dila (salah satu hobi opa Dickens) tapi menjelang pertengahan sampai akhir lumayan kan ? Paling menarik sejauh ini A Tale of Two Cities (ada edisi terjemahannya kok)
ReplyDeletekalo cari terjemahan Oliver twist d mana ya ???
ReplyDelete