Kilas Buku: Si Cantik dari Notre Dame

Judul: Si Cantik dari Notre Dame
Judul Asli: The Hunchback of Notre Dame
Pengarang: Victor Hugo
Penerjemah: Sunaryono Basuki K.S
Penerbit: Serambi
Cetakan: I, Juli 2010
Tebal: 570 halaman
Harga:  IDR 20,000
Rating: 3/5

Saya tahu kisah ini sejak lama dan samar-samar alias sekilas saja alias dalam bentuk omongan dari teman-teman atau resensi cerita di majalah-majalah. Dan pada akhirnya kesampaian juga saya membaca kisah fenomenal karya Victor Hugo ini, meski mungkin ini versi abridgment-nya (iya ga sih) hehe.

Bercerita tentang seorang gadis cantik bernama Esmeralda yang seolah-olah punya nasib sial dengan kecantikan yang ia punya. Sejak kecil ia hidup di jalanan sebagai penyanyi dan penari dengan kambing kecil sebagai temannya. Suatu ketika ia dituduh melakukan pembunuhan terhadap Phoebus, laki-laki yang ia cintai. Ia pun dikenakan hukuman gantung namun ia mencoba mengiba dan akhirnya berhasil diselamatkan oleh Quasimodo, si bungkuk bermata satu. Hanya Quasimodo yang mau menolongnya dan mencintainya dengan tulus, namun Esmeralda tidak pernah menyadari itu.


Pada awalnya saya berharap kisah ini berakhir bahagia, atau setidaknya perasaan cinta Esmeralda berbalik arah kepada Quasimodo dan bukannya tetap kepada Phoebus. Namun ternyata saya salah. Kisah ini berakhir mengenaskan bagi saya.

Novel ini memiliki alur yang cukup membosankan menurut saya. Tetapi anehnya saya tetap bertahan terus membaca halaman demi halaman hingga bagian akhir cerita. Hugo mencoba menyampaikan banyak kritikan dan tentunya pesan moral lewat karyanya yang satu ini. Banyak yang ia gambarkan, cinta yang tulus, kebohongan dan pengkhianatan bercampur jadi satu. Pada karakter Esmeralda ia mencoba menampilkan sisi kecantikan fisik yang kepadanya manusia menoleh dan berdecak kagum. namun sisi kemiskinan dan rendahnya kasta Esmeralda membuatnya orang-orang menghinanya dan merasa benar untuk menyakitinya.

Pada karakter Frollo, wakil uskup yang suci, Hugo menggambarkan sosok manusia yang memanfaatkan kekuasaannya sebagai wakil uskup untuk melakukan hal-hal diluar batas. Ia menjadikan kesucian dan profesinya yang luhur sebagai kedok. Ia bahkan dengan sikapnya yang menjijikkan mencoba mengatasnamakan Tuhan untuk setiap perbuatannya yang jahat.

Pada karakter Phoebus, Hugo menggambarkan sosok yang pengecut. Cinta Phoebus kepada Esmeralda hanya cinta kepada bentuk fisik semata. Ia hanya ingin mereguk manisnya tanpa mau merasakan pahitnya. Ia berpura-pura tidak mengenal Esmeralda ketika ia tahu gadis jalanan itu akan segera membawanya pada masalah.

Dan pada karakter Quasimodo, Hugo menyampaikan pesan bahwa kejelekan rupa tidak selalu diikuti kejelekan sikap. Boleh jadi satu sosok bertampang jelek namun hatinya mungkin lemah lembut dan baik hati. Pada Quasimodo, Hugo menyelipkan rasa cinta yang tulus dan tanpa pamrih.

Selain itu dalam novel ini Hugo juga menyisipkan pesan bahwa apapun yang kita miliki dan banggakan di dunia ini (kecantikan, kekayaan, jabatan) akan hilang seperti debu yang ditiup angin. Mungkin saja seseorang berparas rupawan, memiliki jabatan tinggi dan harta yang banyak, namun kemudian ia mati dengan mengenaskan dan dikenang dalam sejarah yang buruk, seperti Frollo misalnya.

"Oh, segala yang kucintai!" (h. 564)

Itulah yang dikatakan Quasimodo ketika meratapi kematian Frollo dan Esmeralda. Ya, yang kita cintai di dunia akan lenyap begitu saja dengan mudahnya

Ulasan ini diikutsertakan pada Read Big Mbak Dessy di Ngidam Buku dan New Authors RC. Bagi yang ingin ikut serta silakan lihat syarat dan ketentuan disini dan disini.