Top Social

Kilas Buku: Negeri Para Bedebah

|
Negeri Para Bedebah
Penulis: Tere Liye
Tebal: 440 halaman
Terbit: 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Novel terbaru Tere Liye kali ini bertema agak berbeda, yang biasanya (seringnya) mengenai kehidupan anak-anak, kini ke tingkat yang lebih serius, soal Ekonomi Negara. Dikisahkan tentang Thomas, seorang konsultan keuangan yang sukses di usia muda. Ia lulusan luar negeri yang sering diminta menjadi narasumber dan ceramah di berbagai seminar dan forum. Thomas, yang menjadi tokoh Aku di novel ini, merupakan keponakan dari Liem, pemilik Bank Semesta yang hampir pailit dan seharusnya sudah ditutup sejak 6 tahun silam. Awalnya, Thomas sangat membenci Om Liem yang dianggap bertanggung jawab atas kematian ayah dan ibunya dalam rumah mereka yang dibakar oleh para nasabah Bank Semesta yang menuntut pengembalian uang mereka. Namun akhirnya Thomas pun membantu Om Liem untuk menyelamatkan Bank Semesta dari kepailitan. Apa pasal tiba-tiba Thomas mau membantu om-nya? Padahal pada awalnya Thomas sungguh tidak menyukai sang Om karena kejadian pembakaran yang menyebabkan orang tuanya meninggal dunia. Yang jelas, tidak semudah itu Thomas sadar harus membantu Om-nya dan mau repot-repot main petak umpet sama polisi.


Dalam novel ini, Tere Liye, secara tidak langsung memberikan kita perkuliahan beberapa sks mengenai teori-teori dan kejadian ekonomi yang mungkin bagi sebagian orang awam sulit dimengerti. Tapi cukup menyenangkan karena Tere Liye memberi perkuliahan dengan cara yang menarik, yakni lewat cerita. Namun lagi-lagi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni hal-hal yang mungkin sepele. Seperti soal charger hp, padahal kan si Thomas sering telepon, tapi kok jarang diceritain bagian charge hp-nya (?). Lalu kok ya mudah menelepon sana-sini, padahal zaman sekarang mudah dilacak jaringan-jaringan telepon itu. Saya jadi ingat ketika membaca novel Pukat, Eliana, dsb (Serial Anak-anak Mamak). Novel serial tsb bagus dan mencerahkan, namun hal-hal sepele yang kurang diperhatikan baik oleh penulis ataupun editor bisa menjadi cacat kecil bagi para pembaca yang 'ngeh' dengan sedikit kesalahan yang ada. Kesalahan dalam novel itu sih cuma salah nama saja sih. Misalnya di halaman sekian, nama si Mamak adalah A, eh di halaman ke sekian sesudahnya, menjadi beda. Eh tapi kenapa jadi ngulan Serial Anak-anak Mamak ya? hehe..
10 comments on "Kilas Buku: Negeri Para Bedebah"
  1. ahhh aku pun baca buku ini, dan banyak nggak sregnya, terutama soal penggunaan bahasa dan detail2nya =) setuju soal charger, trus masa thomas lebih dr 24 jam gak tidur, kayanya ngga mungkin ya? trus adegan kejer2an di jalan tol, kayanya dari manapun gampang banget langsung naik ke jalan layang trus tembus tol, hahaha...pdhl jakarta gak sesimpel itu =)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya mbak astrid.. sepertinya thomas dimudahkan ya, mobil bisa gitu aja masuk jalan tol tanpa diteriakin pula sama petugasnya pake toa,, :D

      Delete
  2. Sama sekali belum pernah baca Tere Liye, dan dilihat dari temanya aku ga yakin bakal mencicip yg ini dulu. Apalagi setelah melihat review tulisan2 beliau, mungkin lebih unggul ke kisah yang ga perlu terlalu banyak logika ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas.. tere liye bagus bgt dalam memancing emosi pembaca tapi kurang soal detil. :)

      Delete
  3. pernah baca yang amplop-amplop merah itu, lumyan lah, tapi nggak langsung menjadikan penulis favort biarpun katanya sebagian besar bukunya mempunyai pesan moral :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe.. ada lho sulis, temen aku yg ngefans bgt sama tere liye. karena semua novel tere liye memang positif isinya, dan mampu membuat kita merenung akan makna. tapi ya para pembaca kan memang punya genre & penulis yg mereka gemari sendiri.

      Delete
  4. salah satu kekurangan buku2 TereLiye memang dari segi detail yang terlupakan. Aku br baca Bidadari2 Surga, buku itu bagus bgt dr sisi emosi dan cerita, tapi rusak oleh absennya editor sehingga banyak kalimat2 yang tak teredit dan kurang luwes. Juga beberapa kali salah penempatan koma. Sayang sekali u/ buku2 bagus spt itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju mas Dion.. ternyata bukan cuma aku aja yg ngeh. hehe...

      Delete
  5. ini penulisnya yg lagi ngetop itu tere liye merangkap motivator ya hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya secara tidak langsung sepertinya.. setiap penulis kan memang motivator kan?

      Delete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature