Top Social

Kilas Buku: Repost: Brick Lane

|
Brick Lane
By. Monica Ali
Paperback, 432 pages
Published by Scribner on March 11th, 2008
Award: Man Booker Prize Nominee for Shortlist (2003), Guardian First Book Award Nominee (2003), The Orwell Book Prize Nominee (2004)

Note: Tujuan saya me-re-post ulasan ini adalah karena saya ingin mempromosikan novel brilian ini. Novel ini pun juga pernah di-remake dalam bentuk film yang tak kalah ciamik. Bagi mereka para pemerhati perempuan, novel ini cocok dijadikan bacaan. Ulasan ini saya re-post juga dalam rangka Posting bareng BBI untuk bulan Oktober 2013

Novel karya Monica Ali ini sangat menarik. Sampai-sampai novel ini menjadi nominasi untuk beberapa penghargaan seperti ‘the National Book Critics Circle Award’ dan ‘the Los Angeles Times Book Prize Shortlisted for the the Man Booker Prize. Novel ini pun juga di-filmkan dengan judul yang sama. 

Brick Lane menceritakan tentang seorang wanita Muslim Bangladesh bernama Nazneen yang dijodohi dengan seorang laki-laki (Chanu) yang 20 tahun lebih tua darinya. Setelah menikah ia diboyong suaminya ke London. Ia pun ikut suaminya dan meninggalkan kampung halamannya dan orang-orang yang dicintainya termasuk adik semata wayangnya yang bernama Hasina. Sebagai seorang Muslimah yang baik, ia mencoba untuk tidak bertanya apapun tentang takdir dan hidup yang dijalaninya. Namun suatu ketika ia terlibat affair dengan seorang pemuda tampan (Karim) yang radikal dan lebih muda darinya. 

Begitulah singkat cerita novel tsb. Meski sebenarnya isinya lebih rumit dari itu karena banyak isu yang ditawarkan sang penulis disini. Sampai-sampai saya bingung ingin menuliskan hal yang mana dulu, hoho. Karena saya ingin membahas novel dan filmnya sekaligus. Moga-moga teman-teman blogger gak bosen baca ulasan saya ini yah. Soalnya kayaknya bakalan panjang kali lebar nih.

Isu Ke-Islaman 
Oke, yang pertama ialah mengenai Islam itu sendiri. Nah, ini pun dijabarkan dengan masalah yang tidak sederhana dalam novel ini. Pertama tentang takdir. Nazneen dilahirkan dari seorang ibu yang bersifat dan bersikap pasrah terhadap takdir Tuhan. Contoh kecil ketika Nazneen lahir, ia tidak menangis sama sekali dan terlihat seperti mengalami gangguan kesehatan, namun ibunya yang dipanggil ‘Amma’ itu tidak berusaha untuk membawanya ke dokter meski sudah disarankan oleh keluarganya yang lain. Ia memiliki motto, ‘whatever I did, only God decided’. Dan hal inilah yang menurun pada Nazneen. Dalam novel ini pun dinyatakan bahwa seorang manusia itu tidak boleh sepenuhnya pasrah tanpa berbuat apapun. Hal ini disampaikan lewat karakter sang bibi Nazneen yang bernama Mumtaz ketika ia berbicara pada Amma, “Sister, but until He reveals them we have to get on by ourselves”

Kedua tentang refleksi ummat Muslim yang belum menjalankan ibadahnya dengan baik. Disini hampir semua karakter merefleksikan hal ini. Pertama, Nazneen, yang meski sangat taat dalam sholat namun ia hampir tidak pernah membaca Al-Quran (krn memang ia kurang pandai membaca huruf arab). Al-Quran hanya disimpan saja di tempat yang baik. Dan ia pun terpeleset melakukan hubungan gelap dengan Karim. 

Lalu, tokoh Chanu yang merupakan suami Nazneen. Bisa dibilang ia merefleksikan seseorang yang beragama ‘Islam KTP’. Ya, hanya seorang Islam yang cuma memenuhi data statistik kepndudukan saja. Ia seorang yang berpendidikan dan sangat mencintai buku-buku miliknya. Namun untuk urusan Islam, ia menyimpannya dalam hati dan menganggap Islam ada dalam hatinya. “Islam is in here, in my heart.” Begitu katanya dalam film. 

Kemudian tokoh Karim yang menjadi pacar gelap Nazneen. Ia merupakan gambaran seorang pemuda Muslim yang peduli dengan isu-isu umat Islam di seluruh dunia. Ia yang memberikan informasi pada Nazneen tentang kondisi umat Islam di dunia, mulai dari Palestina hingga Muslim di Afrika dan belahan bumi lainnya. Ia mendirikan gerakan komunitas Muslim yang dianggap radikal (Bengal Tigers) oleh pemerintah London. Namun ironisnya meski ilmu keislamannya cukup memadai (hadist, dsb) namun ia tidak cukup dalam mengaplikasikannya. Ia sendiri yang memulai hubungan gelapnya dengan Nazneen. 

Lalu ada tokoh yang bernama Mrs. Islam. Ia adalah seorang wanita tua yang dikenal Nazneen di London. Ia pun berasal dari Bangladesh. Pada awalnya ia terlihat sangat baik dengan menasehati Nazneen akan banyak hal khususnya soal Islam. Namun dibalik itu ternyata ia adalah seorang lintah darat atau kasarnya pemakan riba. Memang jarang ada Muslim yang menjalankan ibadahnya dengan sempurna. 

Isu Immigrant (Cultural Identity) 
Karena novel ini bercerita tentang immigrant yang menetap di London, isu-isu immigrant pun tak lepas dari novel ini. seperti ketika misalnya Bengal Tigers mengadakan rapat perdana, terlihat dari cara mereka rapat mereka terikat sangat kuat dengan identitas asal Negara mereka yang pastinya melingkupi identitas Muslim mereka pula. 

Isu Gender 
Nah ini yang menarik. Tokoh utama dalam novel dan film Brick Lane ini ialah perempuan bernama Nazneen. Disini dijabarkan tentang berbagai karakter perempuan. Seperti perempuan yang pasrah dan hanya diam ketika ia menghadapi hidup yang diwakili oleh karakter Nazneen. Nazneen pun digambarkan sebagai perempuan yang sangat menghargai dan menghormati suaminya meski sebenarnya ia tidak mencintainya. Kemudian karakter perempuan yang pemberontak dan menentang aturan yang diwakili oleh karakter Hasina, adik kandung Nazneen. Ia diceritakan kawin lari oleh seorang lelaki yang dicintainya hingga akhirnya ia dikucilkan ayahnya sendiri. Ia menganggap hidup ini tidak harus selamanya pasrah dan harus berbuat sesuatu. Sangat kontras dengan Nazneen yang tidak pernah menyatakan keinginannya dan hanya diam dan diam. Namun justru inilah yang disukai Chanu dan Karim. Mereka menganggap perempuan seperti ini ialah perempuan yang ideal yang harus dimiliki laki-laki. Chanu dan Karim berkata tentang Nazneen, ‘the real thing’ dan ‘girl from the village’.

Satu lagi yakni mengenai masalah wanita karir, ada pernyataan dari tokoh Chanu ketika ia menanggapi permintaan istrinya untuk bekerja sebagai tukang jahit di rumah,
“Some of uneducated ones, they say that if the wife is working it is only because the husband cannot feed them. Lucky for you I am an educated man” (Monica Ali, 2007:147) 
Yaa, begitulah setidaknya permasalahan yang bisa saya tangkap setelah membaca novel ini. Andai saja novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pastilah dijadikan referensi untuk bacaan senggang yang wajib. Sayang, saya belum mampu menerjemahkan berlembar-lembar novel ini karena bahasa Inggris saya yang pas-pasan. 

P.S. Ternyata novel ini sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia. :D

9 comments on "Kilas Buku: Repost: Brick Lane"
  1. Huwaaaa sepertinya sangat menarik buku ini >.< Semoga saja segera diterjemahkan ^^

    ReplyDelete
  2. Selamat promosi bukunya berhasil!! Hehe.. Jadi penasaran..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagus kok teh chacha.. tapi banyak juga yg bilang ngebosenin krn isinya cerita sehari-hari gitu..tapi klo ditelusuri, justru banyak hal yang menarik yang bisa dikupas..

      Delete
  3. waaah yang nerjemahin penerbit apa dhil? iya kayanya menarik..kisah tentang imigran yang bergelut dengan budaya asal vs budaya baru selalu seru :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang nerjemahin Hikmah (Grup Mizan), Mbak.
      Coba nonton filmnya aja dulu mbak hihi

      Delete
  4. Wah, sudah diterjemahin ya, tapi ga pernah liat buku ini

    ReplyDelete
  5. Iya, aku jg blm pernah liat buku ini. Apakah judulnya diganti? *ikut tertarik

    ReplyDelete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature