Top Social

To Kill A Mockingbird dan Academy Award (Oscar)

|

Judul: To Kill a Mockingbird
Pengarang: Harper Lee
Alihbahasa: Femmy Syahrani
Tebal: 540 halaman
Penerbit: Qanita
Cetakan: I, April 2008
Rating: 5/5
Usia kelayakan baca: 11 tahun keatas
Award buku: Pulitzer Award 1961
Award film: Academy Award (1963) for Best Actor, Best Art-Direction-Set Decoration-Black and White, Best Writing; etc. source here.

you never really know a man until you stand in his shoes and walk around in them ~Harper Lee, to Kill a Mockingbird
Di Maycomb County negara bagian Alabama, Jean Louis Finch (biasa dipanggil Scout) dan abangya Jeremy Finch (Jem) hidup dengan riangnya dibawah asuhan sang ayah, Atticus Finch, seorang pengacara yang tegas nan lembut dan pembantu kulit hitam yang berpendidikan, Calpurnia (Cal). Scout dan Jem adalah anak-anak yang cerdas dan serba ingin tahu dan tentunya nakal. Namun segala sifat serba ingin tahunya selalu dipuaskan dengan jawaban Atticus yang apa adanya dan bijak. Kenakalan mereka sebagai anak-anak membawa mereka kepada berbagai rencana dan petualangan yang mengasyikkan. Namun sebagai akibatnya jika ketahuan Calpurnia akan dengan tegas menghukum mereka.

Anak-anak Finch tidak mempunyai teman sebaya di lingkungan rumahnya, kecuali di sekolah. Mereka tidak bisa mendapat teman lain karena Cal selalu membatasi wilayah bermain mereka, sehingga anak-anak kecil itu tidak bisa bermain terlalu jauh. Pada suatu hari mereka bertemu dengan Charles Baker Harris (Dill), keponakan dari salah satu tetangga mereka Ms. Rachel. Dengan cepat mereka berteman dan 'bersekongkol' kecil-kecilan untuk melakukan petualangan. Petualangan yang utama ialah ketika mereka mengintai rumah keluarga Radley di malam hari sehingga Mr. Radley keluar dengan senapannya dan menembak bayangan yang mendekati rumahnya itu. Pengintaian rumah keluarga Radley ini sudah dilakukan sejak lama oleh anak-anak itu. Sebab hanya keluarga Radley saja yang menutup diri dari komunitas para tetangga dan yang paling menebar gosip adalah Arthur (Boo) Radley, salah satu anak dari Mr. Radley yang tidak pernah keluar rumah selama 25 tahun. Desas desus kalau Boo adalah manusia misterius menarik perhatian Scout dan Jem beberapa lama hingga sebuah kasus penting yang melibatkan ayahnya mengalihkan perhatian mereka.


Tom Robinson, pemuda kulit hitam dituduh melakukan perkosaan terhadap putri dari Mr. Ewell yang merupak warga kulit putih. Kasus ini sampai hingga pengadilan dan Atticus ditunjuk sebagai pengacaranya. Singkat cerita, Atticus berhasil membuktikan bahwa Tom Robinson tidak bersalah. Namun tetap saja, tim juri memutuskan bahwa Tom Robinson tetap bersalah dan harus dipenjara. Sejak itulah Mr. Ewell tetap berusaha untuk membalas dendam karena sudah dipermalukan di pengadilan. Gara-gara Mr. Ewell ini beberapa orang terancam termasuk Atticus. Puncaknya ketika Ewell mencoba menyerang Jem dan Scout di malam hari dan gara-gara itu Jem menderita patah lengan dan Ewell tanpa sengaja membunuh dirinya sendiri. Pada malam itu pula tanpa diduga Boo Radley yang misterius menjadi penolong bagi Jem dan Scout. Ia menggendong Jem yang terluka dan mengantarnya hingga sampai di rumah.

***

Berkali-kali saya baca novel ini tanpa bosan. Begitu juga dengan filmnya, saya tak pernah berhenti mengagumi film yang diperani Gregory Peck, Philip Alford dan Mary Badham itu. Meski tentunya ada sedikit perbedaan dengan cerita yang ada di buku, filmnya tetap salah satu film yang terbaik pada masa itu (memenangkan banyak penghargaan seperti Oscar, Cannes, dll).

Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dari novel ini. Banyak hal. Namun Lee telah menuliskannya dengan indah dan tanpa menggurui. Pertama dan yang paling utama, novel ini memberi pesan agar kita tak bisa berprasangka kepada orang lain mengenai apapun hingga kita benar-benar mencoba menjalani hidup seperti dirinya.
“You never really understand a person until you consider things from his point of view... Until you climb inside of his skin and walk around in it.”  (Harper Lee, To Kill a Mockingbird)
Kutipan ini jelas untuk beberapa kasus yang diutarakan dalam buku, seperti ketika Jem dan Scout selalu ingin tahu tentang kehidupan Boo Radley sampai-sampai mengintai rumahnya siang dan malam. Mereka percaya desas desus orang-orang mengenai Boo yang gila dan jahat. Kemudian ketika Jem dan Scout semakin membenci Ms. Dubois yang selalu berbicara yang tidak sopan tentang Atticus dan almarhum ibu mereka. Dalam hal ini Atticus mengingatkan kedua anaknya itu agar mereka berusaha bersikap sopan apapun yang dikatakan orang lain kepadanya. Sebab mereka benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan orang lain. Dan prasangka dalam hati bukanlah suatu sikap yang terhormat.

Kedua, novel ini menjelaskan bagaimana kita harus bersikap dengan orang lain sesuai levelnya. Jangan sampai kita menunjukkan kecerdasan tidak pada tempatnya dan justru hal itulah yang menjadikan kita seorang yang bodoh. Hal ini seperti yang dikatakan Calpurnia kepada Scout ketika ia bertanya kenapa Cal tidak berbicara bahasa dengan baik kepada teman-teman kulit hitamnya seperti yang dilakukan di rumah Atticus.
“It's not necessary to tell all you know. It's not ladylike -- in the second place, folks don't like to have someone around knowin' more than they do. It aggravates them. Your not gonna change any of them by talkin' right, they've got to want to learn themselves, and when they don't want to learn there's nothing you can do but keep your mouth shut or talk their language.” (Harper Lee, To Kill a Mockingbird)

Begitulah mengapa novel ini tak pernah lekang sepanjang masa. Lee berhasil mengingatkan kita dengan kata-kata dan contoh yang sederhana dan bagaimana ia menunjukkan contoh melalui Atticus bagaimana ia memperlakukan anak-anaknya yang cerdas, nakal dan serba ingin tahu.

Mengenai usia layak baca untuk buku ini, To Kill a Mockingbird pantas dibaca anak-anak berusia 11 tahun keatas. Karena menurut saya, banyak istilah dalam novel ini yang kemungkinan belum banyak dimengerti oleh kebanyakan anak berusia 8 tahun. Tentu saja berbeda antara anak kecil dengan orang dewasa yang membaca novel ini. Kemungkinan anak kecil akan berkerut-kerut keningnya ketika menemui situasi dan istialh yang tidak familiar dengan pemahaman mereka. Hal ini pernah saya alami ketika saya berusia dibawah 10 tahun dan senang membaca novel-novel yang agak sedikit berat dan merasakan betapa novel-novel tersebut agak sulit dipahami sehingga saya tidak mampu mendapatkan sedikit pesan atau humor yang dimaksudkan dari cerita yang bersangkutan. Sementara bagi orang dewasa, To Kill a Mockingbird tentu adalah sebuah hiburan berhikmah yang mampu mereka pahami. Mereka akan tertawa dengan tingkah laku Jem dan Scout yang digambarkan dengan baik oleh Lee, tidak dengan pembaca anak-anak yang mungkin saja bagi mereka gambaran kenakalan anak-anak itu biasa saja. Lagi, bagi orang dewasa To Kill a Mockingbird adalah buku manual bagaimana menjadi orang tua yang mengayomi anak-anaknya tanpa menjadi galak sekali atau memanjakan mereka.

***
Ulasan ini diikutsertakan pada #postingbareng BBI Februari 2013
6 comments on "To Kill A Mockingbird dan Academy Award (Oscar)"
  1. Saya juga suka banget sama novel ini. :')

    ReplyDelete
  2. kalian ngreview buku yang sama, buku ini emang nggak lekang sama waktu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, iyah. Bedanya, saya belum nonton filmnya. Padahal pengen banget melihat Atticus, Scout, dan Jem versi layar lebar.

      Delete
    2. nonton aja filmnya online kang.. :)

      Delete
  3. Spoiler abisss... :))

    11 thn ke atas? hm, imo masalah rasial apalagi perkosaan kayanya masih cukup berat ya buat anak SD...

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature