Kilas Buku: Premortem

Judul: Premortem
Pengarang: J. Angin
Tebal: 146 halaman
Terbit: April 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Well, satu lagi buku cerita yang tak sekedar cerita. Jika biasanya sebuah novel menyajikan cerita yang apa adanya alias secara gamblang sehingga para pembaca dapat dengan mudah mengerti, novel yang satu ini ndak begitu. Novel ini benar-benar di-tata secara acak oleh penulisnya, err sebenarnya acak sih ndak masalah asal tulisannya mudah dipahami tanpa harus dienkripsi terlebih dahulu. Waduh saya nulis apa sih ini? hehe. Jadi intinya, novel Premortem bukan sekedar novel biasa, ia novel yang juga berperan sebagai teka-teki. Kalau kalian sudah membaca novel ini dan sudah paham langsung apa jawaban teka-teki itu, saya bakal kasih tepuk tangan yang outstanding. :D

Diawali dengan cerita seorang pegawai yang galau karena harus memecat (perintah dari atasan) seorang staf yang tidak pernah senyum. Ya kesalahan si staf hanya karena tidak pernah senyum. Lalu cerita itu bergulir dengan pertanyaan demi pertanyaan 'Apa saya bahagia?' 'Apa kamu bahagia?' 'Apa dia dan mereka bahagia?'. Well, jawaban soal bahagia atau tidak menjadi jelas ketika bergulir pernyataan bahwa alasan seseorang tersenyum bukan harus karena bahagia, titik.
Lalu dilanjutkan lagi dengan kisah pejuang yang berada dalam keadaan krisis, hidup atau mati, yang akhirnya pada beberapa jam kemudian si pejuang pun masih ditakdirkan hidup dengan konsekuensi harus ditemukan dan digelandang oleh musuh.

Cerita bergulir lagi dan lagi, beda cerita, beda tokoh. Termasuk cerita yang masih saya ingat adalah seorang anak kecil bernama Bagus yang dijuluki 'Monyet' oleh teman-temannya karena kelainan gen yang menyebabkan seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut. Kemudian ada cerita seorang perampok yang tewas akibat diserang oleh gelandangan yang mempertahankan cincin peninggalan ayahnya. Dan yang cukup banyak mencuri perhatian adalah, kisah sebuah keluarga dengan polemik-polemiknya darimulai anak-anaknya berkeluarga hingga para cucu tumbuh besar.

Namun, saya yang merasa sudah cukup tahu dan mengira akan berhasil memecahkan teka-teki novel ini akhirnya bingung ketika tutup buku. Saya sampai sekarang pun belum tahu siapa tokoh laki-laki dan tokoh perempuan yang menjadi kunci cerita ini. Ada reviewer yang mengatakan bahwa kita sudah bisa menebak cerita dari cover novel ini. Ya di cover bisa dilihat ada gambar laki-laki dan perempuan, tapi tetap saja saya masih belum mudeng hehe.