Judul Cerpen: The Beautiful, Beautiful Heron (Dalam buku Stories from Asia Today #1, 1979)
Pengarang: Gayetni
Ilustrator: U Sein
Penerjemah (ke dalam bahasa Inggris): Tekkatho Mya Thway
Negara: Burma
***
Seorang anak laki-laki sedang asyik bermain dengan temannya dibawah naungan pohon besar. Mereka membuat miniatur sapi dari tanah liat yang lengket. Dalam momen yang mengasyikkan itu datanglah dua anak laki-laki yang lebih besar dari mereka. Salah satu mereka, Kywe Gyi (namanya memiliki arti Kerbau Besar) yang berbadan paling besar membawa seekor bangau putih dari balik baju kaosnya. Salah satu anak yang sedang membuat kerbau itu langsung terkesima melihat burung bangau itu. Bangau itu terlihat sangat cantik dan tampak mengiba agar diadopsi. Anak laki-laki itu memang sudah memiliki banyak hewan peliharaan di rumahnya, namun ia belum pernah memiliki seekor unggas dan sangat ingin memeliharanya. Ia bermimpi melihat ada telur-telur unggas yang menetas di salah satu kandang hewan peliharaannya.
Kywe Gyi tampaknya bisa membaca keinginan anak laki-laki itu dan ia segera menawarkannya. Si anak laki-laki langsung mengangguk saat Kywe Gyi membicarakan penawaran itu namun ia kembali lesu saat tahu si Kerbau Besar itu menginginkan Si Bangau Cantik ditukar dengan 10 batang rokok. Kywe Gyi tahu anak laki-laki itu memiliki Bibi yang senang merokok dan menyarankan agar ia mengambil rokok milik Bibinya. Ragu-ragu, si anak laki-laki itu menolak pada awalnya. Namun kemudian ia pun menyanggupi dan segera menukar Bangau Putih itu dengan 10 batang rokok yang ia curi dari bibinya.
Sementara itu, sang Bibi segera menyadari ia telah kehilangan beberapa rokok dari kaleng persediaan rokoknya di lemari. Ia pun segera menuduh adiknya (Paman San Aung) sebagai pencurinya karena paman itu termasuk orang yang senang merokok selalin Bibi. Mereka pun bertengkar dan berteriak. Si anak laki-laki yang tidak tahan dengan pertengkaran itu pun akhirnya mengaku pada Bibinya bahwa ia yang telah mencuri rokok-rokok itu untuk ditukarkan dengan seekor bangau. Bibi dan Paman San Aung pun terkesiap. Mereka setengah tidak percaya sebelum akhirnya mulai memarahi anak laki-laki itu. Si anak kecil itu dengan sedih mengiba dan meminta maaf dan berusaha menceritakan alasan kenapa ia tidak berani meminta rokok secara langsung dari Bibinya dan malah mencuri. Si Bibi paham dengan alasan itu namun ia segera memberi nasehat secara tegas bahwa seorang pengecut sama kedudukannya dengan seorang pembohong.
Di akhir cerita mereka bertiga pun pergi melihat seekor bangau putih yang merupakan hasil dari barter dengan 10 batang rokok.
Cerpen memiliki pesan yang baik bagi anak agar mereka tidak melakukan perbuatan mencuri. Namun ada satu istilah/nama tokoh yang asing bagi pembaca di luar Burma, yakni Ngateptya yang merupakan pencuri baik hati yang terkenal di negara Burma. Maka memang cerpen ini lebih terasa familiar bagi anak-anak Burma. Namun dalam cerpen yang terbit dalam bahasa Inggris ini, editor pun telah menyisipkan sedikit catatan di awal mengenai informasi Ngateptya. Sehingga catatan tsb akan menjadi berguna bagi para pembaca.
Cerpen ini cocok dibaca sendiri oleh anak-anak yang berusia 8 tahun. Sementara anak-anak yang belum lancar membaca bisa dibantu orang tuanya atau bahkan para orang tua pun dapat membuat cerpen ini sebagai dongen sebelum tidur. Tentu saja dengan sisipan penjelasan hikmah yang dapat dipahami anak secara mudah.
***
Tentang penulis dan ilustrator:
Gayetni (U Ye Myint) merupakan penulis produktif. Ia telah banyak menulis artikel, cerpen, dan novel. Ia pernah bekerja untuk Kementrian Penerangan Burma.
U Sein adalah seorang ilustrator Burma. Karya-karyanya dipublikasikan di banyak media.
Pengarang: Gayetni
Ilustrator: U Sein
Penerjemah (ke dalam bahasa Inggris): Tekkatho Mya Thway
Negara: Burma
***
Ilustrasi: U Sein |
Seorang anak laki-laki sedang asyik bermain dengan temannya dibawah naungan pohon besar. Mereka membuat miniatur sapi dari tanah liat yang lengket. Dalam momen yang mengasyikkan itu datanglah dua anak laki-laki yang lebih besar dari mereka. Salah satu mereka, Kywe Gyi (namanya memiliki arti Kerbau Besar) yang berbadan paling besar membawa seekor bangau putih dari balik baju kaosnya. Salah satu anak yang sedang membuat kerbau itu langsung terkesima melihat burung bangau itu. Bangau itu terlihat sangat cantik dan tampak mengiba agar diadopsi. Anak laki-laki itu memang sudah memiliki banyak hewan peliharaan di rumahnya, namun ia belum pernah memiliki seekor unggas dan sangat ingin memeliharanya. Ia bermimpi melihat ada telur-telur unggas yang menetas di salah satu kandang hewan peliharaannya.
Kywe Gyi tampaknya bisa membaca keinginan anak laki-laki itu dan ia segera menawarkannya. Si anak laki-laki langsung mengangguk saat Kywe Gyi membicarakan penawaran itu namun ia kembali lesu saat tahu si Kerbau Besar itu menginginkan Si Bangau Cantik ditukar dengan 10 batang rokok. Kywe Gyi tahu anak laki-laki itu memiliki Bibi yang senang merokok dan menyarankan agar ia mengambil rokok milik Bibinya. Ragu-ragu, si anak laki-laki itu menolak pada awalnya. Namun kemudian ia pun menyanggupi dan segera menukar Bangau Putih itu dengan 10 batang rokok yang ia curi dari bibinya.
Sementara itu, sang Bibi segera menyadari ia telah kehilangan beberapa rokok dari kaleng persediaan rokoknya di lemari. Ia pun segera menuduh adiknya (Paman San Aung) sebagai pencurinya karena paman itu termasuk orang yang senang merokok selalin Bibi. Mereka pun bertengkar dan berteriak. Si anak laki-laki yang tidak tahan dengan pertengkaran itu pun akhirnya mengaku pada Bibinya bahwa ia yang telah mencuri rokok-rokok itu untuk ditukarkan dengan seekor bangau. Bibi dan Paman San Aung pun terkesiap. Mereka setengah tidak percaya sebelum akhirnya mulai memarahi anak laki-laki itu. Si anak kecil itu dengan sedih mengiba dan meminta maaf dan berusaha menceritakan alasan kenapa ia tidak berani meminta rokok secara langsung dari Bibinya dan malah mencuri. Si Bibi paham dengan alasan itu namun ia segera memberi nasehat secara tegas bahwa seorang pengecut sama kedudukannya dengan seorang pembohong.
"Well, anyone that doesn't have the courage to tell the truth is a coward as well as being a liar."Bahkan demi membuat jera si anak laki-laki itu, sang Bibi akan menjulukinya Ngateptya (seorang tokoh pencuri dari negara Burma yang kurang lebih memiliki peran yang sama dengan Robin Hood) jika ia kedapatan mencuri lagi. Anak itu pun terus berjanji tidak akan perbuatan memalukan itu sehingga Bibi dan Paman San Aung mau memaafkan perbuatannya.
"This time I'll forgive you. But don't you ever do such a thing again, or I'll have to start calling you Ngateptya because you surely grow up to be as big a thief as he was."
"No, no, Aunt, please don't. Now that I've told the truth, I'm not really a thief, am I? I'm not like Ngateptya, am I?"
Di akhir cerita mereka bertiga pun pergi melihat seekor bangau putih yang merupakan hasil dari barter dengan 10 batang rokok.
"No, you're not a thief," she said, patting my shoulder and smiling broadly. "Come on, then , show Uncle and me this beautiful, beautifulheron." And she laughed out loud.***
Cerpen memiliki pesan yang baik bagi anak agar mereka tidak melakukan perbuatan mencuri. Namun ada satu istilah/nama tokoh yang asing bagi pembaca di luar Burma, yakni Ngateptya yang merupakan pencuri baik hati yang terkenal di negara Burma. Maka memang cerpen ini lebih terasa familiar bagi anak-anak Burma. Namun dalam cerpen yang terbit dalam bahasa Inggris ini, editor pun telah menyisipkan sedikit catatan di awal mengenai informasi Ngateptya. Sehingga catatan tsb akan menjadi berguna bagi para pembaca.
Cerpen ini cocok dibaca sendiri oleh anak-anak yang berusia 8 tahun. Sementara anak-anak yang belum lancar membaca bisa dibantu orang tuanya atau bahkan para orang tua pun dapat membuat cerpen ini sebagai dongen sebelum tidur. Tentu saja dengan sisipan penjelasan hikmah yang dapat dipahami anak secara mudah.
***
Tentang penulis dan ilustrator:
Gayetni (U Ye Myint) merupakan penulis produktif. Ia telah banyak menulis artikel, cerpen, dan novel. Ia pernah bekerja untuk Kementrian Penerangan Burma.
U Sein adalah seorang ilustrator Burma. Karya-karyanya dipublikasikan di banyak media.
Be First to Post Comment !
Post a Comment