Kilas Buku: Kitten Heels

Judul: Kitten Heels

Pengarang: Tita Rosianti

Genres: Komedi, Romance

Paperback, 268 halaman

Gagasmedia, 2009

Orang-orang abad pertengahan mengasosiasikan kucing sebagai pertanda buruk. Tapi, itu kan jaman dulu, bukan sekarang. Percaya gak percaya, takhayul itu ternyata menimpa seorang cewek bernama Ketty. Hmmm... gimana ya, cara Ketty terbebas dari belenggu si kutukan kucing? (goodreads)

***

Gue beli buku ini karena cover-nya. Serius, covernya ciamik. Ditambah gue suka sama kucing, ya sudahlah mupeng liat cover-nya. Tepuk tangan dulu buat yang udah ngedesain cover. *plok-plok-plok*
Teruss, gue beli buku ini juga karena, m-u-r-a-h. Buku ini suka banyak ditemuin di obralan lho! Kalo ga salah waktu itu sekitar 10ribu aja gue belinya.

Oke, soal isinya, hemm... untuk konsep cerita gue suka. Udah keren sebenernya. Tapi menurut gue kurang greget eksekusinya. Nilai plus lainnya adalah cerita ini kocak. Tapi kadar ngelawaknya kebanyakan, jadi gue anggap lebay.
Intinya adalah, meski cerita ini lumayan aneh. Aneh sih ya menurut gue, tapi gue sendiri berhasil ketawa pada beberapa bagian cerita. Hahaha.. jadi cukup berhasil lah novel ini. Maju terus Mbak Tita!

Inti lain dari cerita ini adalah, cowok yang setia itu bukan dilihat dari fisiknya semata. Pepatah bilang, jangan nilai buku dari sampulnya. Kayak Kitten Heels sampulnya oke, tapi ceritanya kurang maknyus menurut gue (intermezzo). Kayak si Wenda, meski ganteng dan lembut hati, ternyata suka tebar pesona. Mending Ardi yang gantengnya dibawah sedikit nilainya dari Wenda dan suka ember kalo ngomong, tapi dia setia. :D

Tapi ada sedikit pertanyaan. Begini, diceritakan pada malam Kettie menabrak kucing, ia tidak sadar apa yang sudah ia tabrak. Bahkan ia pun tak tahu jika bentuknya adalah kucing. Yang sempat melihat kucing yang jadi korban adalah Ardi sehingga wajar jika ia yang mengetahui ciri-ciri kucing tersebut. Hanya saja kenapa justru Kettie yang merasa ingat dengan jelas kepada kucing itu? Mungkinkah feeling? Hmm.. gue sempet bingung sih pas bagian yang ini.

Jadi ini cerita romance atau apa sih? Ya ini sih cerita hari-hari. Campur-campur genrenya, ada romance-nya, ada drama-nya dan yang paling dominan adalah kocaknya (baca: komedi). Sayangnya romantisme antara Ardi dan Ketty harus ga kerasa gara-gara itu mereka berdua suka banget ngasal. Haha Parah.

Udah ah ya. Buat kalian yang mau baca, ya baca aja. Tapi jangan ngarep ketinggian ya buat novel ini. Soalnya ceritanya ringan banget. :)