Top Social

Kilas Buku: Menanti Cinta

|

Judul: Menanti Cinta
Pengarang: Adam Aksara
Genres: Romance, Chicklit
Penerbit: Mozaik Indie Publisher, 2014
Paperback, 210 halaman
Beli di: MozaikIndie.com

Hati-hati ada spoiler saat mebaca ulasan ini.

Cinta tak akan pernah membebani, baik bagi yang dicintai, maupun yang mencintai. Karena cinta adalah sebuah keagungan yang melembutkan hati dan mencerahkan kehidupan bagi yang memilikinya.

Alex berhasil memiliki kekayaan meski terlahir cacat. Ia sadar, seperti cacatnya, ada hal yang tidak pernah akan dimilikinya dalam hidup. Cinta adalah salah satunya. 

Namun, cinta menjeratnya dalam diam dan menawarkan sebuah hasrat terpendam. Kini, ia hanya dapat mencintai dan terus mencintai, tak berdaya menolak pesonanya.

Claire terlahir berlumur kemiskinan dan penderitaan. Semua yang diinginkannya hanyalah sebuah tempat untuk dapat berteduh dan lepas dari cengkraman orang tuanya.

Ia tahu, cinta dan kebahagiaan adalah sebuah kemewahan. Ia tidak berani menginginkan mereka. Ia tidak ditakdirkan untuk bahagia.
Cinta mempertemukan mereka. Menjerat mereka dalam mimpi kebahagiaan yang seolah tak pernah berakhir bagi kehidupan mereka. Bersama Alex, Claire berani mulai bermimpi dan mencoba mempercayai, kebahagiaan pantas untuknya.

Namun...

Alex menyimpan rahasia gelap demi mempertemukan mereka, Claire menyimpan rahasia yang membuat mereka tidak akan pernah bersatu. Takdir mendekatkan dan menjauhkan mereka. Cinta juga yang menghanyutkan dan menenggelamkan mereka dalam penantian, kehampaan dan kesakitan. Semuanya atas nama cinta dan kasih sayang.

Apakah cinta akan dapat mempersatukan mereka kembali? (goodreads)

Cover bukunya menjanjikan; cute dan sangat mewakili isi buku. Itu kesan pertama yang saya dapatkan. Kesan pertama memang sangat penting dalam mengambil hati para pembaca. Kesan kedua adalah sinopsis yang biasanya ada pada kulit sampul belakang buku. Namun dari sinopsis saya tidak mendapatkan kesan yang jauh lebih menarik daripada ilustrasi sampulnya. Kata lain saya mendapatkan perasaan biasa-biasa saja. Syukurlah hal ini tidak mengurangi mood saya untuk memulai membaca.

Pada halaman pertama, penulis mencoba mengambil hati pembaca dengan kilasan adegan yang nantinya akan diceritakan dalam halaman kesekian dalam buku. Seperti dalam film, yang tiba-tiba saja kita dibawa kepada adegan klimaks yang menarik perhatian penonton. Saya menyukai konsep seperti ini yang menggiring saya to-the-point kepada inti cerita. Sehingga muncul pertanyaan yang akan menjadi fokus saya: Bagaimana sih sebenarnya hubungan antara Alex dan Claire?

Setelah kilasan tadi, cerita berlanjut kepada seorang penulis tidak terkenal yang diminta untuk menuliskan sebuah memoir Alex. Tugasnya adalah tentu saja mencari tahu siapa Alex sebenarnya dan bagaimana ia semasa hidup. Peran si penulis tidak terkenal ini tidak kelihatan dalam cerita ini. Ia cuma ada pada awal dan akhir cerita. Ya memang sih si penulis memoir ini bukan karakter major. Ada atau tidaknya dia dalam cerita tidak mengurangi komposisi cerita cinta yang pada awalnya sudah dikusasai Alex dan Claire. Namun sepertinya lebih bagus jika peran si penulis dalam mencari tahu profil Alex mendapat porsi lebih sedikit. Meski digambarkan ia pergi ke perusahaan tempat kakak Alex bekerja dan ke tempat dimana Claire tinggal, buat saya adegan tersebut masih kurang terasa 'nyata'.

Dan setelah itu cerita berubah format dengan masing-masing bab berjudul Alex atau Claire. Sebenarnya ceritanya cenderung sama, namun dibuat dengan sudut pandang yang berbeda. Ketika mendalami cerita ini, entah mengapa, ada banyak hal yang kurang sreg di hati saya. Alex memang sosok yang cerdas dan kaya dan mudah mendapatkan apa saja. Dan Claire adalah gadis cinderella yang beruntung memiliki Alex. Mungkin yang menjadi hal kurang sreg di hati adalah cerita-cerita pendukung yang kurang kuat sering muncul dalam novel ini. Semuanya seperti terjadi kebetulan semata dan ada kesan dipas-pas-kan.

Pertama saya kurang sreg dengan cerita Alex yang harus rapat dosen dan pihak rektorat hingga larut malam. Dalam dunia nyata, saya berpikir, apa ada ya rapat malam hari untuk para dosen di kampus? Biasanya rapat diselenggarakan pagi atau siang hari. Ya tapi memang mungkin saja sih terjadi.
Kedua, soal Claire yang dijauhi oelh teman-teman kuliahnya karena mereka tidak diperbolehkan orang tuanya berteman dengan gadis itu karena memiliki ibu pelacur. Well, ini kuliahan lho bukan sekolahan. Kayanya ga sampe segitunya deh para orang tua tahu banyak tentang kehidupan teman-teman anak mereka. Kalaupun iya, teman-teman Claire bisa saja melanggar apa kata orang tua mereka karena para orang tua (sepertinya) tidak dapat mengontrol soal pertemanan anak mereka yang sudah duduk di bangku kuliah. Lagian tahu dari mana itu para orang tua teman-teman Claire soal ibunya yang pelacur??
Ketiga, ketika Claire sudah terlanjur mengakhiri hidupnya. Pertanyaan saya adalah: mengapa cuma si penulis memoir dan istrinya yang menemukan jasad Claire dan mengurusnya? Kalau tidak salah Claire tinggal di rumah peninggalan Alex yang kemudian ia ubah menjadi klinik, Kalau memang diubah menjadi klinik, apa tidak ada orang lain yang bekerja disana? Kasir, OB, resepsionist, dan satpam? Sebaiknya karakter minor yang tadi saya sebut perlu diberi kesempatan masuk ke dalam cerita.

Ya itulah tiga dari banyak hal yang kurang sreg dari novel ini menurut saya. Yap, ini menurut saya. Mungkin saja teman-teman memiliki pendapat lain dan bisa jadi tidak menyetujui pendapat saya. Beda pembaca tentunya beda pemikiran dan persepsi.

Baiklah sekian saja review dari saya. Maju terus Adam Aksara. Dan bagi yang penasaran dengan ceritanya, selamat membaca! :)

Ulasan ini untuk:
TBBR Mbak Maria
IRRC 2014 Sulis
Lucky No. 14 Mbak Astrid
New Author RC Ren
5 comments on "Kilas Buku: Menanti Cinta"
  1. Dhil, itu soal Claire nya di point ketiga spoiler kah? :O

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh err.. i-y-a. tanpa sadar aku nulis spoiler wkwkwkkw.. :D

      Delete
  2. aaa kena spoiler ._.

    klo menurutku kavernya bagus kalau tanpa bunga2 mawar di atasnya itu..

    ReplyDelete
  3. hmmm..berhubung saya jga dah baca bukunya, point ke-3, anda luput deh bacanya
    jasad Claire ditemukan si penulis karna ada surat wasiat yg di kasih Claire sebelum penulis itu pulng dan lagi jasad Claire di temukan bersama seorang perawat yg bekerja di situ, masak bisa luput sih bagian itu?
    dan lagi, walaupun itu klinik dan pastinya beberapa org bekerja di tmpat itu, tentunya gk semua ruangan dong boleh dimasuki pekerjanaya, termasuk ruang yg dianggap Claire tmpat kenangan dy bersama Alex (privasi)

    bacanya skip y??
    ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya gak skip bacanya. ya mungkin aja ada yang missing, tapi saya jamin saya ga skimming. well, ya kemungkinan yang anda ungkapkan bisa terjadi. Meski begitu, pendapat saya terhadap buku ini belum berubah, saya masih merasa kurang sreg saja. kalau udah menyangkut hal seperti ini kan namanya selera.

      Delete

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Custom Post Signature