Pages

10.15.2021

Review: Quiet, Daya Introvert di dalam Dunia yang Tidak Bisa Berhenti Bicara

gambar: andipublisher.com



Judul: Quiet, Daya Introvert di dalam Dunia yang Tidak Bisa Berhenti Bicara
Penulis: Susan Cain
Penerjemah: Mawar Amelia Pasaribu
ISBN: 978979293981
Penerbit: Andi Publisher
Media baca (aplikasi): eSentral


Rasanya sudah lama sekali saya tidak membaca dan mengulas buku. Akhirnya, ada kesempatan lagi dalam kesempitan, hehe. Buku yang saya ulas kali ini adalah tulisan Susan Cain, "Quiet". Buku ini terkenal sekali, menjadi best seller, dan bahkan mungkin sudah menjadi buku pegangan orang-orang introvert


Entah ada berapa jumlah orang introvert di dunia ini. Saya yakin banyak! Introvert adalah orang yang memiliki sifat pemalu, sulit berbicara di depan umum, dan bisa jadi sulit berteman. Jika kamu merasa sebagai orang yang memiliki sifat tsb, kamu mungkin akan bilang, "oh ini aku banget!". Saya akan langsung menyodori buku "Quiet" supaya kamu merasa semakin related.


"....pada tahun 1921 seorang psikolog berpengaruh Carl Jung menerbitkan buku yang mengejutkan berjudul Psychological Types, memopulerkan istilah introver & extrover sebagai tiang kepribadian." (h. 14)


Extrovert adalah jenis orang yang memiliki sifat terbuka, senang bergaul, dan mudah berteman, ang intinya kebalikan dari introvert.


Anggapan umum bahwa seorang extrovert lebih unggul daripada introvert. Bahkan seseorang yang lebih mudah bergaul dianggap lebih sukses ketimbang seorang yang pintar namun pemalu. Maka pada tahun 1920-an masyarakat Amerika fokus kepada penanganan anak-anak yang bersifat pemalu supaya tumbuh menjadi pribadi yang terbuka dan menyenangkan.


Saya pikir tujuan Susan Cain menulis "Quiet" adalah untuk menjelaskan bahwa sifat introvert bukan suatu hal yang negatif. Sepanjang buku, Cain banyak memberikan contoh kasus baik dari referensi buku, penelitian, ataupun pengalaman yang dilaluinya. Hal yang saya tangkap (dari buku ini), seorang introvert bisa memelajari sesuatu yang membuatnya menjadi layaknya extrovert; seperti misalnya public speaking.


Dale Canergie awalnya selalu gagal dalam kompetisi pidato. Dia tidak pernah diprospek menjadi salesman atau pembicara ulung. Keluarganya mengarapkan ia akan berkarir di bidang pendidikan atau keagamaan. Namun Canergie lebih tertarik dengan public speaking. Ia sering mengikuti lomba pidato, berkali-kali kalah hingga akhirnya menjadi juara. Tanpa proses seperti itu tidak akan ada Dale Canergie seperti sekarang ini, yang bukunya "How to Win a Friend" menjadi kitab wajib public speaking sepanjang zaman.


Bill Gates juga seorang introvert, yang mampu berbicara di depan umum. Sewaktu-waktu ia butuh berlibur, meluangkan waktu untuk dirinya sendiri, membaca banyak buku tanpa gangguan.


Saya sendiri beranggapan tidak ada yang lebih unggul di antara introvert dan extrovert. Semuanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Introvert dapat belajar bersikap terbuka pada saat yang tepat. Extrovert dapat mengikuti gaya introvert untuk meyendiri pada waktu yang tepat. Menyendiri sangat berguna untuk menenangkan pikiran atau mengulik ide-ide segar.


Tentunya dunia butuh keseimbangan yang baik. Dunia butuh kerjasama antara introvert dan extrovert. Saya yakin kerjasama mereka akan membangun dunia yang lebih baik.


Kesimpulan, "Quiet" dari Susan Cain menjadi salah satu referensi yang bagus untuk memahami seluk beluk introvert, tidak hanya itu, tapi juga extrovert dan ambivert. Lho ambivert apalagi sih? Silakan baca sendiri bukunya. 😉

No comments:

Post a Comment