The Adventures of Tom Sawyer
Oleh Mark Twain
Paperback, 356 halaman
Bentang, 25 April 2011
Siapa yang tak kenal Tom Sawyer? Si anak bengal yang dibenci sekaligus dicintai para penduduk Desa St. Petersburg. Berbagai petualangan dicoba oleh Tom seolah ia tahu bahwa masa kecil adalah masa emas yang tidak boleh dilewatkan hanya dengan mengurung diri saja di rumah.
Ini adalah pertama kalinya saya membaca kisah petualangan Tom Sawyer yang fenomenal itu. Kenakalan dan keceriaan khas anak-anak mewarnai kisah ini. Saya rasa hal ini akan membuat para pembaca dewasa iri hati kepada Tom Sawyer dan berharap akan mengulang kembali masa kecil mereka yang tentu saja tidak akan mungkin terjadi.
Apa yang bisa didapat dari buku ini? Selain petualangan, kisah Tom Sawyer menggabungkan kritikan sosial dan pesan moral. Apa saja?
1) Pentingnya Kecerdasan, Kecerdikan dan Diplomasi
Pada bab awal para pembaca disuguhkan oleh kecerdikan Tom yang sedang dihukum (memperbaharui cat pagar) oleh Bibi Poly. Tentu Tom tidak senang karena tidak bisa berenang di sungai dan merasa malu dengan pekerjaan itu. Namun ketika salah seorang kawannya lewat ia berpura-pura bangga akan pekerjaan membosankan itu yang membuat si kawan tertarik ingin mengerjakan hal yang sama. Disini pembaca bisa melihat betapa si kecil Tom mampu menggunakan otaknya dan mulutnya dalam hal berdiplomasi. Keuntungan bagi Tom, tentu saja pekerjaannya cepat selesai dalam waktu singkat tanpa harus bersusah payah bekerja. Keuntungan bagi teman-temannya secara tak langsung adalah mereka belajar bagaimana caranya memberi cat pada pagar dan bekerja sama dalam menyelesaikannya. Dan kentungan bagi bibi Poly yakni merasa puas cat baru pagar rumahnya dan senang kalau hukuman yang ia berikan kepada Tom membuahkan hasil. Padahal wanita itu tak sadar kalau ia telah ditipu.
Diplomasi yang dilakukan Tom lainnya dapat kita temukan pada kisah bagian akhir, ketika Huck kabur dari rumah janda kaya karena tak tahan hidup teratur. Ia lebih senang menjadi gembel daripada sebagai kalangan terhormat yang kehidupannya diatur dari waktu ke waktu.
2) Nurani Selalu Benar
Karena kisah Tom Sawyer adalah kisah tentang anak-anak bandel, maka para pembaca disuguhkan berbagai kenakalan khas anak laki-laki mulai dari mencuri hingga berbohong. Namun dibalik itu semua nurani mereka selalu gelisah sebab perbuatan tidak baik tadi. Tom dan Huck diam-diam gelisah karena harus terus-terusan memakan makanan hasil curian. Disini secara gamblang dijelaskan bahwa hati adalah tameng terakhir manusia dalam menilai baik dan salahnya perbuatan mereka.
3) Pengetahuan Memperhalus Bahasa dan Budi Pekerti
Tom sama dengan Huck, sama-sama nakal dan suka membangkang. Namun yag membuat Tom berbeda dari Huck adalah bahasa Tom yang halus dan pengetahuan Tom yang membuatnya lebih dihormati daripada teman-teman sebayanya yang lain. Tom biasa dijadikan pemimpin bagi mereka. Dan karena pengetahuan inilah ia menjadi lihai bernegosiasi dan melakukan agitasi massa, seperti yang pernah ia lakukan ketika mendapat hukuman mengecat pagar oleh Bibi Polly.
Ya mungkin itu saja yang bisa saya tuliskan tentang pesan yang bisa diambil setelah membaca Tom Sawyer. Tentunya masih banyak yang bisa direnungi, seperti betapa kasihnya Bibi Polly terhadap Tom meski anak itu selalu saja sulit diatur, dll.
Well, saya rasa buku ini cocok dibaca oleh anak-anak usia 9-10 tahun dan tentunya mereka yang berusia diatas itu. Menyenangkan sekali bisa membayangkan diri kita menjadi Tom! :)
Ulasan ini diikutsertakan pada FYE; Fun Year Event with Children's Lit: Fun Month 4 oleh Bzee, New Author RC dan What's in a Name RC oleh Ren.
No comments:
Post a Comment